Liputan6.com, Jakarta: Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam terlihat di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11). Padahal, kehadiran Puteh tak tercantum dalam jadwal protokoler kepresidenan pada hari itu. Diduga, dia bermaksud bertemu Presiden Megawati Sukarnoputri sehubungan dengan tuduhan korupsi sebesar Rp 30 miliar yang dituduhkan kepadanya. Namun, Puteh mengaku kedatangannya ke Istana hanya untuk menghadiri acara pelantikan Kwarnas Pramuka. Selain itu, ia juga mengaku memiliki sejumlah agenda acara di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia ini membantah terlibat kasus pengadaan genset Perusahaan Listrik Negara yang dituduhkan kepadanya [baca: Abdullah Puteh Siap Diperiksa dalam Kasus Korupsi]. "Kapolda bilang tidak ada. Kejaksaan juga bilang tidak ada," kata Puteh. Karena itu, ia menganggap tuduhan yang dialamatkan kepadanya hanya sebuah konspirasi politik untuk menjatuhkan dirinya.
Di tempat terpisah, Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar mengatakan, sejauh ini, polisi masih menyelidiki sejumlah kasus korupsi di Nanggroe Aceh Darussalam. "Kalau Gubernur Aceh terlibat dalam kasus itu akan diproses secara hukum," ujar Kapolri.(AWD/Olivia Rosalia dan Dwi Guntoro)
Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia ini membantah terlibat kasus pengadaan genset Perusahaan Listrik Negara yang dituduhkan kepadanya [baca: Abdullah Puteh Siap Diperiksa dalam Kasus Korupsi]. "Kapolda bilang tidak ada. Kejaksaan juga bilang tidak ada," kata Puteh. Karena itu, ia menganggap tuduhan yang dialamatkan kepadanya hanya sebuah konspirasi politik untuk menjatuhkan dirinya.
Di tempat terpisah, Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar mengatakan, sejauh ini, polisi masih menyelidiki sejumlah kasus korupsi di Nanggroe Aceh Darussalam. "Kalau Gubernur Aceh terlibat dalam kasus itu akan diproses secara hukum," ujar Kapolri.(AWD/Olivia Rosalia dan Dwi Guntoro)