Jejak pendapat yang dilakukan lembaga survei Reform Institute menyebut elektabilitas Partai Demokrat kini berada di posisi keempat dengan perolehan suara responden hanya sebesar 9,27 persen.
Bahkan posisi Partai Demokrat dikalahkan Partai Gerindra yang notabene partai yang baru mengikuti pemilu pada 2009 kemarin. Sebagai partai pemenang pemilu 2009 lalu serta memiliki beberapa tokoh besar, ternyata hal itu tidak mempengaruhi minat responden untuk memilih partai berlambang segitiga mercy itu.
"Partai Demokrat jatuh pada urutan keempat, padahal sebagai partai yang disukai masuk tiga besar. Dalam uji statistik diketahui ini disebabkan oleh prilaku dan kasus-kasus korupsi yang menimpa kadernya," kata peneliti Reform Institute, Zaim Saidi saat pemaparan hasil surveinya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2013).
Hal senada juga dituturkan pengamat politik, Tjipta Lesmana. Menurut Tjipta, menurunnya tingkat elektabilitas Partai Demokrat disebabkan oleh minimnya kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat.
"Pemerintahan SBY dan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II sudah tidak dipercaya masyarakat, 80 persen lebih tidak puas," tutur Tjipta.
Tjipta menambahkan, banyaknya kader partai Demokrat yang terseret kasus korupsi juga menyebabkan kian menurunnya kepercaan publik untuk memilih partai berlambang mercy ini.
Ia berpendapat, nasib Partai Demokrat kini sangat ditentukan oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Pasalnya, jika kian banyak kader Partai Demokrat yang terseret kasus korupsi maka secara otomatis dapat mempengaruhi suara dan kepercayaan publik pada pemilu 2014 mendatang.
"Nasib Demokrat sangat ditentukan oleh KPK. Itu tergantung bagaimana tontonan yang dilakukan KPK. Kalau makin terbongkar kasus korupsi dan banyak petinggi Demokrat yang terseret kasus korupsi, maka suara Partai Demokrat akan anjlok lagi," jelasnya.
Dalam survei tersebut, Partai Golkar menempati urutan teratas dengan perolehan suara sebesar 20,53 persen. Di urutan kedua ditempati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan perolehan suara 20,13 persen disusul Partai Gerindra dengan 9,87 persen.
Survei yang dilakukan Reform Institute ini menggunakan metode multistage random kepada 1.500 responden di seluruh Indonesia dengan margin error sebesar 2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (Adm/Yus)
Bahkan posisi Partai Demokrat dikalahkan Partai Gerindra yang notabene partai yang baru mengikuti pemilu pada 2009 kemarin. Sebagai partai pemenang pemilu 2009 lalu serta memiliki beberapa tokoh besar, ternyata hal itu tidak mempengaruhi minat responden untuk memilih partai berlambang segitiga mercy itu.
"Partai Demokrat jatuh pada urutan keempat, padahal sebagai partai yang disukai masuk tiga besar. Dalam uji statistik diketahui ini disebabkan oleh prilaku dan kasus-kasus korupsi yang menimpa kadernya," kata peneliti Reform Institute, Zaim Saidi saat pemaparan hasil surveinya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2013).
Hal senada juga dituturkan pengamat politik, Tjipta Lesmana. Menurut Tjipta, menurunnya tingkat elektabilitas Partai Demokrat disebabkan oleh minimnya kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat.
"Pemerintahan SBY dan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II sudah tidak dipercaya masyarakat, 80 persen lebih tidak puas," tutur Tjipta.
Tjipta menambahkan, banyaknya kader partai Demokrat yang terseret kasus korupsi juga menyebabkan kian menurunnya kepercaan publik untuk memilih partai berlambang mercy ini.
Ia berpendapat, nasib Partai Demokrat kini sangat ditentukan oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Pasalnya, jika kian banyak kader Partai Demokrat yang terseret kasus korupsi maka secara otomatis dapat mempengaruhi suara dan kepercayaan publik pada pemilu 2014 mendatang.
"Nasib Demokrat sangat ditentukan oleh KPK. Itu tergantung bagaimana tontonan yang dilakukan KPK. Kalau makin terbongkar kasus korupsi dan banyak petinggi Demokrat yang terseret kasus korupsi, maka suara Partai Demokrat akan anjlok lagi," jelasnya.
Dalam survei tersebut, Partai Golkar menempati urutan teratas dengan perolehan suara sebesar 20,53 persen. Di urutan kedua ditempati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan perolehan suara 20,13 persen disusul Partai Gerindra dengan 9,87 persen.
Survei yang dilakukan Reform Institute ini menggunakan metode multistage random kepada 1.500 responden di seluruh Indonesia dengan margin error sebesar 2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (Adm/Yus)