Lonjakan jumlah penduduk jadi perhatian di era modern. Berbagai program pengendalian jumlah penduduk pun dilakukan. Beberapa cara yang ditawarkan para wakil rakyat, seperti sentralisasi dan pemberian pendidikan reproduksi bagi remaja.
Menanggapi permasalahan ini, anggota DPR dari Fraksi Golkar, Rully Chairul Anwar mengatakan, program keluarga berencana (KB) dapat disentralisasikan. Dengan begitu, jika pemerintah ditingkat provinsi atau kabupaten/kota tidak memiliki komitmen, pusat dapat langsung mengambil alih.
"Manakala bupati dan gubernurnya tidak punya cukup biaya atau komitmennya untuk menjalankan program KB, ini harusnya dikembalikan lagi ajalah ke pusat biar nggak keteteran," ujar Rully saat menjadi pembicara di Sarasehan Tokoh Politik di BKKBN, Jakarta, Jumat (19/12/13).
Hal ini diamini oleh anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP, Okky Asokawati yang juga menjadi pembicara di acara tersebut. Okky mengatakan, untuk mengatasi lonjakan kependudukan, pendidikan reproduksi perlu diberikan kepada remaja khususnya. Pelajaran itu dapat dimasukkan ke kurikulum pembelajaran di sekolah.
"Karena kesehatan reproduksi tidak hanya mengenai organ-organ reproduksi saja, tetapi juga mengenai bargaining position yang dimiliki perempuan dalam menentukan jumlah anak dan kepercayaan diri dalam pergaulan," jelas Okky.
Menurutnya, hal tersebut penting dimasukkan ke kurikulum sekolah karena hal tersebut diyakininya bisa menaikkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.(Don)
Menanggapi permasalahan ini, anggota DPR dari Fraksi Golkar, Rully Chairul Anwar mengatakan, program keluarga berencana (KB) dapat disentralisasikan. Dengan begitu, jika pemerintah ditingkat provinsi atau kabupaten/kota tidak memiliki komitmen, pusat dapat langsung mengambil alih.
"Manakala bupati dan gubernurnya tidak punya cukup biaya atau komitmennya untuk menjalankan program KB, ini harusnya dikembalikan lagi ajalah ke pusat biar nggak keteteran," ujar Rully saat menjadi pembicara di Sarasehan Tokoh Politik di BKKBN, Jakarta, Jumat (19/12/13).
Hal ini diamini oleh anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP, Okky Asokawati yang juga menjadi pembicara di acara tersebut. Okky mengatakan, untuk mengatasi lonjakan kependudukan, pendidikan reproduksi perlu diberikan kepada remaja khususnya. Pelajaran itu dapat dimasukkan ke kurikulum pembelajaran di sekolah.
"Karena kesehatan reproduksi tidak hanya mengenai organ-organ reproduksi saja, tetapi juga mengenai bargaining position yang dimiliki perempuan dalam menentukan jumlah anak dan kepercayaan diri dalam pergaulan," jelas Okky.
Menurutnya, hal tersebut penting dimasukkan ke kurikulum sekolah karena hal tersebut diyakininya bisa menaikkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.(Don)