Liputan6.com, Malang: Ingat Malang ingat apel. Bertandang ke Kota Malang, Jawa Timur, memang belum lengkap jika tidak mencicipi apel Malang yang renyah. Adalah Kota Batu yang juga dikenal sebagai Kota Apel. Tugu apel yang berdiri kokoh di tengah taman kota, menjadi simbol bahwa kota sejuk itu menjadi sentra produksi apel. Perkebunan apel tumbuh subur karena daerah Batu terletak di ketinggian antara 800 sampai 1.200 meter dari permukaan laut.
Perkebunan apel di Kota Batu yang paling terkenal berada di Kusuma Agrowisata. Selain menawarkan perjalanan wisata kebun, pengunjung bisa memetik apel atau buah-buahan lain langsung dari pohonnya. Menurut sejarah, dahulu bangsa Belanda-lah yang sering menanam apel di halaman rumah mereka. Belakangan penduduk setempat ikut menanam hingga kini.
Menurut petugas Kusuma Agrowisata Teguh, pertumbuhan buah apel mulai dari bunga bisa mencapai lima bulan. Keragaman apel Batu sangat banyak. Mulai dari jenis Manalagi sampai Rumbiuti yang berasal dari Belanda. Untuk menjaga pohon, kata Teguh, apel mesti dipetik dengan cara diputar dari rantingnya sampai buah terlepas. Selain apel, tanaman lain yang ditanam adalah jeruk, stroberi, dan sayuran.
Sayuran seperti kubis, sawi, bayam, dan kangkung lebih banyak dibudidayakan memakai cara hidroponik di dalam green house atau rumah kaca. &quotSayur lebih berkualitas karena terkontrol dan tidak ada hama,&quot kata Teguh. Sementara paprika, tomat ceri, dan stroberi ditanam pada tanah karena hasilnya lebih bagus. Buah-buahan tersebut bisa langsung dimakan karena bebas pestisida. Untuk buah tangan, pengunjung bisa memilih sayuran atau buah yang telah dikemas rapi. Kusuma Agrowisata juga memasok hasil buminya ke sejumlah swalayan di Surabaya, Jawa Timur.(KEN/Inka Prawirasasra)
Perkebunan apel di Kota Batu yang paling terkenal berada di Kusuma Agrowisata. Selain menawarkan perjalanan wisata kebun, pengunjung bisa memetik apel atau buah-buahan lain langsung dari pohonnya. Menurut sejarah, dahulu bangsa Belanda-lah yang sering menanam apel di halaman rumah mereka. Belakangan penduduk setempat ikut menanam hingga kini.
Menurut petugas Kusuma Agrowisata Teguh, pertumbuhan buah apel mulai dari bunga bisa mencapai lima bulan. Keragaman apel Batu sangat banyak. Mulai dari jenis Manalagi sampai Rumbiuti yang berasal dari Belanda. Untuk menjaga pohon, kata Teguh, apel mesti dipetik dengan cara diputar dari rantingnya sampai buah terlepas. Selain apel, tanaman lain yang ditanam adalah jeruk, stroberi, dan sayuran.
Sayuran seperti kubis, sawi, bayam, dan kangkung lebih banyak dibudidayakan memakai cara hidroponik di dalam green house atau rumah kaca. &quotSayur lebih berkualitas karena terkontrol dan tidak ada hama,&quot kata Teguh. Sementara paprika, tomat ceri, dan stroberi ditanam pada tanah karena hasilnya lebih bagus. Buah-buahan tersebut bisa langsung dimakan karena bebas pestisida. Untuk buah tangan, pengunjung bisa memilih sayuran atau buah yang telah dikemas rapi. Kusuma Agrowisata juga memasok hasil buminya ke sejumlah swalayan di Surabaya, Jawa Timur.(KEN/Inka Prawirasasra)