Jawara Banten sekaligus loyalis Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menilai, penetapan tersangka dan penahanan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai terlalu buru-buru dan dipaksakan.
"Saya kira bisa patut dipertanyakan, apakah ini direkayasa. Yang kedua, dalam kondisi Ibu Atut sedang sakit, dipaksakan pula, barang kali ada aturan khusus, dimana orang sakit tidak bisa dipanggil, saya kira kan begitu," ujar jawara sekaligus loyalis dari Ratu Atut, Udin Safarudin di Banten, Sabtu (21/12/2013).
Menurut Udin, terjadi beberapa kejanggalan dalam penahanan Ratu Atut. Di antaranya adalah surat penangkapan yang sudah disiapkan sejak Atut dijadikan tersangka, yaitu pada 16 Desember.
Dia pun menduga, ada keterkaitan penahanan Atut dengan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Banten beberapa waktu lalu.
"Lalu kemudian, dengan datangnya SBY di acara Cibaliung dan di Cilegon, setelah itu ditangkap. Ini juga menunjukkan, apakah ada gelagat 2014? Saya mencium aromanya begitu," ucap Udin.
Dia juga menegaskan, keputusan KPK menjadikan Atut sebagai tersangka tidak adil. Sehingga, masyarakat pendukung Atut mendatangi KPK pada Jumat 20 Desember untuk memberikan dukungannya.
"Masih besar dan banyak masyarakat Banten yang merindukan beliau. Kita lihat misalnya, dengan singkat kita kemarin menyaksikan di KPK, itu adalah spontan, tidak direkayasa," kata Udin.
Loyalis Atut ini pun tidak memberi jaminan keamanan pendukung, jawara, serta tokoh yang membela Gubernur Banten tidak akan membuat keonaran di Banten. Para pembela Atut ini muncul karena mereka merasa Atut sudah berbuat banyak untuk di Banten.
Udin membandingkan saat Banten masih bergabung dengan Jawa Barat, daerah tersebut masih sangat terpinggirkan. Sekarang, lanjut dia, Banten berkembang pesat.
"Melihat keputusan itu, saya mencium bau aroma politis, bagi saya keputusan manusia itu bukanlah keputusan hakiki. Kerena keputusan KPK itu bukan keputusan absolut, bukan keputusan Tuhan," tandas Udin. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Ratu Atut Ditahan, Rano Karno Bakal Dijegal Jadi Gubernur Banten
Jawara Banten: Korupsi Atut Primitif, Mudah Dibuktikan
Ratu Atut Tersenyum di Rutan, Ikhlas Dimaki-maki
"Saya kira bisa patut dipertanyakan, apakah ini direkayasa. Yang kedua, dalam kondisi Ibu Atut sedang sakit, dipaksakan pula, barang kali ada aturan khusus, dimana orang sakit tidak bisa dipanggil, saya kira kan begitu," ujar jawara sekaligus loyalis dari Ratu Atut, Udin Safarudin di Banten, Sabtu (21/12/2013).
Menurut Udin, terjadi beberapa kejanggalan dalam penahanan Ratu Atut. Di antaranya adalah surat penangkapan yang sudah disiapkan sejak Atut dijadikan tersangka, yaitu pada 16 Desember.
Dia pun menduga, ada keterkaitan penahanan Atut dengan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Banten beberapa waktu lalu.
"Lalu kemudian, dengan datangnya SBY di acara Cibaliung dan di Cilegon, setelah itu ditangkap. Ini juga menunjukkan, apakah ada gelagat 2014? Saya mencium aromanya begitu," ucap Udin.
Dia juga menegaskan, keputusan KPK menjadikan Atut sebagai tersangka tidak adil. Sehingga, masyarakat pendukung Atut mendatangi KPK pada Jumat 20 Desember untuk memberikan dukungannya.
"Masih besar dan banyak masyarakat Banten yang merindukan beliau. Kita lihat misalnya, dengan singkat kita kemarin menyaksikan di KPK, itu adalah spontan, tidak direkayasa," kata Udin.
Loyalis Atut ini pun tidak memberi jaminan keamanan pendukung, jawara, serta tokoh yang membela Gubernur Banten tidak akan membuat keonaran di Banten. Para pembela Atut ini muncul karena mereka merasa Atut sudah berbuat banyak untuk di Banten.
Udin membandingkan saat Banten masih bergabung dengan Jawa Barat, daerah tersebut masih sangat terpinggirkan. Sekarang, lanjut dia, Banten berkembang pesat.
"Melihat keputusan itu, saya mencium bau aroma politis, bagi saya keputusan manusia itu bukanlah keputusan hakiki. Kerena keputusan KPK itu bukan keputusan absolut, bukan keputusan Tuhan," tandas Udin. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Ratu Atut Ditahan, Rano Karno Bakal Dijegal Jadi Gubernur Banten
Jawara Banten: Korupsi Atut Primitif, Mudah Dibuktikan
Ratu Atut Tersenyum di Rutan, Ikhlas Dimaki-maki