Sukses

`Sang Ratu` Akhirnya Boleh Dijenguk Keluarga

Pertemuan Atut dengan anak-anaknya dan adik iparnya berlangsung penuh haru. Sejumlah pengunjung rutan melihat tangis Atut pecah.

Setelah ditahan 5 hari di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu atyau tepatnya Jumat 20 Desember lalu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah akhirnya diperbolehkan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menerima kunjungan keluarga. Suasana haru pun menyelimuti pertemuan tersebut.

Atut dikunjungi 2 anaknya, Andiara Aprilia Hikmat dan Ananda Triana Salichan didampingi adik ipar Atut yang juga Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany. Mereka membawa koper dan makanan untuk Orang Nomor Satu Banten yang disangkakan terlibat suap penanganan Pilkada Lebak, Banten di Mahkamah Konstitusi.

Airin mengaku dirinya sudah mendapat izin dari KPK untuk menjenguk Atut sesaat tiba di Rutan Pondok Bambu. KPK Sebelumnya hanya mengizinkan kuasa hukum Atut yang boleh menjenguk.

"Alhamdulillah saya sudah dapat izin dari KPK kemarin. Sudah dapat izin melalui pengacara," kata Airin.

Tangis Atut

Suasana haru terasa saat Ratu Atut Chosiyah bertemu dengan anak ke duanya Andiara dan Ananda di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Tangis Ratu Atut tak terbendung saat bertemu putra-putrinya yang datang bersama pengacara Firman Wijaya dan Airin Rachmi Diany.

Seorang pengunjung Rutan Pondok Bambu yang menyaksikan pertemuan itu menuturkan, Ratu Atut langsung merangkul Andiara. Sejak itulah air mata politisi Golkar yang ditahan terkait suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak itu mengucur. Andiara, Ananda dan Airin kemudian mencoba menenangkan Ratu Atut dengan membalas pelukan itu. Pertemuan itu berlangsung sekitar 1,5 jam.

Usai bertemu dengan Ratu Atut, Airin mengatakan kakak iparnya itu menangis karena merasa kangen pada anak-anaknya.

"Kangen pastilah, namanya ketemu keluarga. Mohon doanya saja," kata Airin.

Namun, saat ditanya apakah Ratu Atut masih terus menangis dan bahkan matanya sembab, istri tersangka Tubagus Chaery Wardhana alias Wawan itu hanya tersenyum.

"Mohon doanya saja, semoga diberi ketabahan dan kekuatan," tutur Airin sambil masuk ke dalam mobil CRV silver bernopol B 99 QX.

Atut juga mendapat kunjungan dari anak pertamanya, Andika Azrumi yang datang bersama istrinya Ade Rosi. Andika mengaku ibundanya memberikan pesan kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga Banten.

"Ibu berpesan untuk menjaga dan berbuat untuk Banten," kata Andika.

Tak hanya itu, Andika yang juga calon anggota DPR itu menuturkan Ratu Atut juga berpesan agar anak-anaknya tabah dalam menghadapi kasus yang mendera keluarga Gubernur Banten ini.

"Pesan Ibu, kami sebagai anak untuk tabah sabar hadapi cobaan," imbuh Andika

Sementara itu adik Ratu Atut Chosiyah, Ratu Tatu menampik tudingan miring yang dialamatkan ke keluarganya. Menurutnya keluarganya tidak membangun dinasti politik di Banten. Menurutnya, sudah takdir Tuhan jika sejumlah keluarganya menduduki jabatan pemerintahan di Banten.

"Kita tidak pernah menjadi dinasti. Ini seperti air mengalir saja, kalau kami duduk di pemerintahan ini takdir Tuhan," tutur Ratu Tatu.

Masuk Angin

Sumber Liputan6.com menyebutkan  Setelah 5 hari merasakan dinginnya sel di Rutan Pondok Bambu, kondisi kesehatan Ratu Atut dikabarkan menurun. Ia dikabarkan sedang masuk angin.

"Kayaknya lagi masuk angin. Tidur di atas matras. Paling nggak biasa saja, dia masuk angin," kata seorang sumber di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Selasa (24/12/2013).

Menurut sumber itu, Ratu Atut biasanya hanya mengenakan kaos dan training. Namun belakangan tersangka suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak itu mengenakan pakaian yang lebih rapat.

"Sekarang kalau tidur pakai sweater sama kaos kaki. Padahal di dalam itu sumpek banget cuma ada kipas angin," lanjut sumber itu.

KPK Birokratis

Pengacara Atut, Firman Wijaya mengeluhkan sulitnya pihak keluarga untuk menjenguk Gubernur Banten itu karena harus mendapatkan izin dari KPK. Menurutnya, KPK terlalu birokratis dengan menerapkan aturan tersebut.

"Ini terlalu birokratis sekali. Masa keluarga harus minta izin sama KPK sebelum menjenguk. Padahal Ibu (Atut) sangat butuh dukungan keluarga," kata Firman di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Selasa (24/12/2013).

Ia menuturkan KPK terlalu berlebihan memperlakukan Atut. Seharusnya, karena Atut sudah ditahan di Rutan Pondok Bambu maka seharusnya aturan rutanlah yang berlaku, termasuk dalam hal pengunjungi tahanan.

"Kalau di rutan KPK silakan pakai izin KPK. Ini kan sudah di Rutan Pondok bambu, biarkan aturan di rutan yang berlaku. Toh kalau ada masalah rutan pasti akan bertanggung jawab," lanjutnya.

Ia minta KPK membuka akses lebih luas dari yang sekarang, terutama bagi keluarga Atut. Selain itu, tim kuasa hukum Ratu Atut juga terus berupaya menangguhkan penahanan wanita kelahiran 16 Mei 1962 tersebut. Termasuk, upaya mengajukan perubahan status penahanan Atut menjadi tahanan kota.

"Kami usulkan penahan kota karena bagaimana pun ibu harus menjalankan fungsi pemerintahan," kata Firman.

Posisi `Aman`

Meski telah ditetapkan tersangka dan ditahan KPK dan didesak sejumlah elemen masyarakat untuk mundur dari jabatan, posisi Ratu Atut Chosiyah sebagai orang Nomor Satu di Banten masih tetap `aman`. Pimpinan DPRD Banten yang mengadakan pertemuan tertutup menyepakati Ratu Atut masih menjabat sebagai Gubernur Banten yang sah.

Pertemuan itu dihadiri Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin beserta wakil ketua Suparman, Ei Nurul Khotimah, Asep Rakhmatulloh, dan Eli Mulyadi.

"Sementara hanya pelimpahan tugas kepada gubernur, meski di Jakarta, sudah berjalan. Termasuk tugas yang lain sudah berjalan, keterkaitannya yang bersifat administratif," kata Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin.

Ia menjelaskan dalam rapim yang berjalan 2 jam ini menetapkan Rano Karno masih menjabat Wakil Gubernur Banten dan Ratu Atut Chosiyah masih Gubernur Banten meski berada di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. (Adi)

Baca Juga:

Gantikan Ratu Atut Lantik Walikota Tangerang, Rano Karno Menangis
Pimpinan DPRD Sepakat Ratu Atut Tetap Jabat Gubernur Banten
Ratu Tatu: `Dinasti` Ratu Atut Takdir Tuhan