Sukses

Ospek Maut, Rektor ITN Malang Dicecar Penyidik 16 Pertanyaan

Soeparno menjelaskan kegiatan ospek tersebut merupakan program pengenalan jurusan agar mahasiswa baru mengetahui kegiatan dan senior.

Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Soeparno Djiwo memenuhi panggilan polisi dengan mendatangi Mapolres Malang, Jawa Timur. Soeparno dicecar 16 pertanyaan terkait tewasnya Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Jurusan Planologi ITN Malang saat mengikuti Ospek, 12 Oktober lalu.

"Diminta menjelaskan kegiatan KBD (Kemah Bakti Desa) sampai dasar hukum kegiatan itu," kata Kuasa hukum Soeparno, Endarto Budi Walujo saat dihubungi Liputan6.com di Malang, Jawa Timur, Kamis (26/12/2013).

Soeparno diperiksa selama 5 jam mulai pukul 11.00 WIB hingga 16.00 WIB. Dalam pemeriksaan itu, Soeparno menjelaskan jika kegiatan itu merupakan program pengenalan jurusan. Tujuannya, agar mahasiswa baru mengetahui apa saja yang dipelajari, profesi yang akan dijalankan serta mengenal para seniornya.

Penyidik awalnya menjadwalkan pemeriksaan pada Rektor ITN Malang, Soeparno Djiwo pada Senin 23 Desember lalu. Namun, Soeparno tak bisa memenuhi panggilan dengan alasan sedang menerima kunjungan dari Kepala Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah VII Surabaya. Sehingga, pihaknya minta pemeriksaan dijadwal ulang.

"Kita kooperatif, kebetulan saat undangan pertama itu ada kunjungan Kepala Kopertis," ujar Endarto.

Selain Soeparno, Polres Malang juga memeriksa Sekretaris Jurusan Planologi Arief Setyawan, dan Dekan Teknik Sipil dan Perencanaan, Kustamar. Mereka diperiksa secara terpisah di 3 ruangan yang berbeda. Seluruhnya diperiksa terkait kematian Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Jurusan Planologi ITN Malang dalam kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) pada 12 Oktober silam. (Adi/Ism)

Baca Juga:

Polisi Mulai Gelar Perkara Kasus Ospek Maut ITN Malang
Gelar Perkara `Ospek Maut` ITN Malang Dilakukan di Polda Jatim
Usut `Ospek Maut` ITN Malang, Polisi Akan Periksa Dosen Planologi