Presiden Palestina ke-1 Yasser Arafat meninggal dunia pada 2004 lalu. Namun penyebab kematiannya hingga kini masih menyisakan teka-teki. Guna mengetahui penyebab kematian lebih jelas, makam Arafat pun dibongkar tahun lalu. Namun belakangan tim ahli forensik Rusia yang menyelidiki jenazah mendiang pemimpin Palestina menyatakan, Arafat meninggal akibat hal yang wajar.
Hasil penyelidikan terbaru ini diumumkan Badan Medis-Biologi Federal Rusia. "Kami telah merampungkan seluruh penyelidikan. Ia meninggal dunia secara wajar dan bukan karena radiasi," kata Kepala Badan Medis-Biologi Federal Rusia Vladimir Uiba seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (26/12/2013).
Menanggapi temuan Rusia tersebut, Duta Besar Palestina untuk Rusia Faed Mustafa mengatakan, otoritas Palestina akan tetap melanjutkan penyelidikan terkait kematian pemimpin Palestina bernama lengkap Mohammed Yasser Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa itu. "Saya hanya bisa mengatakan bahwa sudah ada keputusan untuk meneruskan penyelidikan," kata Faed Mustafa seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Arafat meninggal dunia pada 11 November 2004, pada usia 75 tahun. Tetapi para dokter tidak mampu menentukan penyebab kematian Arafat. Jenazah Arafat yang diangkat kembali untuk ketigakalinya dari kuburan ini untuk kepentingan penyelidikan penyebab kematianya. Sejauh ini telah diteliti sejumlah ahli dari 3 negara yakni Swiss, Prancis dan Rusia.
Hasil penyelidikan Rusia ini sejalan dengan penyelidikan tim ahli Prancis bulan ini. Tim ilmuwan yang ditunjuk pengadilan Prancis untuk menyelidiki kematian Arafat tersebut menyangsikan pemimpin Palestina meninggal karena diracun. Tim ahli Swiss menyimpulkan adanya polonium radioaktif dalam jumlah besar yang kemudian mengindikasikan keterlibatan pihak ke-3 dalam kematian Arafat pada 2004. (Rmn)
Baca juga:
Palestina: Israel Satu-satunya Dalang Pembunuhan Yasser Arafat
Ahli Swiss Temukan Bukti Arafat Diracun, Israel: Itu Opera Sabun!
Kuak Misteri Kematian, Jasad Eks Presiden Brasil Digali
Hasil penyelidikan terbaru ini diumumkan Badan Medis-Biologi Federal Rusia. "Kami telah merampungkan seluruh penyelidikan. Ia meninggal dunia secara wajar dan bukan karena radiasi," kata Kepala Badan Medis-Biologi Federal Rusia Vladimir Uiba seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (26/12/2013).
Menanggapi temuan Rusia tersebut, Duta Besar Palestina untuk Rusia Faed Mustafa mengatakan, otoritas Palestina akan tetap melanjutkan penyelidikan terkait kematian pemimpin Palestina bernama lengkap Mohammed Yasser Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa itu. "Saya hanya bisa mengatakan bahwa sudah ada keputusan untuk meneruskan penyelidikan," kata Faed Mustafa seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Arafat meninggal dunia pada 11 November 2004, pada usia 75 tahun. Tetapi para dokter tidak mampu menentukan penyebab kematian Arafat. Jenazah Arafat yang diangkat kembali untuk ketigakalinya dari kuburan ini untuk kepentingan penyelidikan penyebab kematianya. Sejauh ini telah diteliti sejumlah ahli dari 3 negara yakni Swiss, Prancis dan Rusia.
Hasil penyelidikan Rusia ini sejalan dengan penyelidikan tim ahli Prancis bulan ini. Tim ilmuwan yang ditunjuk pengadilan Prancis untuk menyelidiki kematian Arafat tersebut menyangsikan pemimpin Palestina meninggal karena diracun. Tim ahli Swiss menyimpulkan adanya polonium radioaktif dalam jumlah besar yang kemudian mengindikasikan keterlibatan pihak ke-3 dalam kematian Arafat pada 2004. (Rmn)
Baca juga:
Palestina: Israel Satu-satunya Dalang Pembunuhan Yasser Arafat
Ahli Swiss Temukan Bukti Arafat Diracun, Israel: Itu Opera Sabun!
Kuak Misteri Kematian, Jasad Eks Presiden Brasil Digali