Sukses

Ikan ke Darat, Fenomena Alam atau Pertanda Bencana?

Fenomena ikan naik ke darat di Lahad Datu, Malaysia, sempat menghebohkan, terutama terjadi 2 hari jelang peringatan 9 tahun tsunami Aceh.

Fenomena ribuan ikan berloncatan di pesisir Pantai Kampung Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada Selasa 24 Desember 2013, beberapa hari terakhir sempat menjadi perbincangan hangat di jejaring sosial. Terutama, setelah video kejadian itu diunggah ke YouTube yang bersamaan dengan peringatan 9 tahun tsunami Aceh.

Kejadian serupa pernah terjadi di Aceh dan pesisir di India bagian selatan dan Pantai Phuket, Thailand, beberapa hari menjelang amukan tsunami pada 26 Desember 2004. Wajar bila banyak orang bertanya-tanya: Kejadian ikan naik ke darat itu fenomena alam atau pertanda bencana?

Berikut penjelasan 2 pakar dan 2 ahli metafisika:
2 dari 3 halaman


Fenomena Alam

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi & Tsunami BMKG Suharjono, fenomena ikan naik ke darat di Sabah, Malaysia, tak terkait dengan pertanda akan datangnya bencana alam besar. "Itu cuma fenomena alam biasa, tidak terkait tsunami," ucap Kepala Pusat Gempa Bumi & Tsunami BMKG Suharjono saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Jumat petang 27 Desember 2013.

Suharjono menjelaskan, tsunami terjadi lantaran adanya gempa berkekuatan besar, yakni 7-8 Skala Richter. Sedangkan fenomena yang terjadi di pesisir Lahad Datu, Sabah itu tidak disertai gempa besar.

Hanya saja, imbuh Suharjono, masyarakat menghubungkan dengan fenomena serupa yang terjadi beberapa hari menjelang tsunami maha dahsyat 9 tahun silam yang menggulung sebagian besar pantai Aceh dan pesisir di beberapa negara lain seperti India dan Thailand. "Kebetulan ada momentum peringatan 9 tahun tsunami Aceh," urai Suharjono.

Menurut dia, seharusnya semua pihak merenungkan dan mengambil hikmah atas bencana alam yang termasuk terbesar di abad XXI tersebut. Terpenting, lanjut Suharjono, sistem rantai peringatan tsunami harus dijalankan terutama di tingkat pemerintah daerah.

"Pemerintah daerah menerima dan mengambil keputusan terkait peringatan bencana untuk disampaikan ke masyarakat. Termasuk menyiapkan jalur evakuasi dan membangun tempat penampungan pengungsi," ujar Suharjono yang saat ditelepon sedang berada di lepas pantai Aceh.

Lebih jauh Suharjono menjelaskan, data seismik menunjukkan pergerakan lempeng di sekitar perairan Aceh, masih berjalan terus. Namun, sejauh ini, masih dalam kondisi normal.

Lain lagi pendapat Muklis Kamil. Pakar perikanan asal Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat itu lebih menyorot karakteristik ribuan ikan yang melompat tersebut.

"Ya, sebenarnya fenomena cukup aneh, apalagi banyak orang menduga ada kaitan dengan seismik. Namun ini biasanya ikan kekurangan oksigen. Ikan tamban adalah jenis ikan permukaan yang butuh oksigen lebih. Misalnya adanya pencemaran di laut," ujar Muklis Kamil, staf pengajar di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan IPB, saat ditelepon Liputan6.com, Jumat petang pekan lalu.

Menurut Muklis, kejadian serupa pernah terjadi di Aceh. "Ada pola arus, air yang lewat di Malaysia menuju perairan Aceh," urai Muklis.

Namun, menurut Muklis, pengambilan sampel air dan ikan akan menjelaskan fenomena tersebut. Ia menjelaskan, ikan tamban yang di Indonesia disebut ikan tembang adalah termasuk jenis ikan sardin dan lemuru atau dalam bahasa latinnya Sardinella fimbriata. "Ikan itu memang suka bergerombol. Jika ada sesuatu dengan air, maka akan meloncat ke permukaan," beber Muklis.
3 dari 3 halaman


Pertanda Bencana?

Fenomena ikan melompat ke darat turut menjadi perhatian paranormal Ki Kusumo. Menurut paranormal yang juga aktor dan produser film tersebut, fenomena itu sebagai pertanda alam untuk umat manusia. "Setiap tahun ada, tempatnya saja yang berbeda-beda," ucap Ki Kusumo saat dihubungi via ponselnya pada Sabtu malam 28 Desember 2013.

Secara metafisika, menurut Ki Kusumo, pertanda alam itu seperti munculnya kupu-kupu yang berarti bakal ada tamu datang ke rumah. "Dan, semua itu ada hikmahnya. Tuhan tidak memberikan sesuatu bila tidak ada maksud," ujar paranormal yang kerap meramalkan bencana dalam beberapa tahun terakhir.

Ia pun membandingkan masyarakat masa lampau dan modern. "Orang zaman dulu selalu belajar dari masa lalu. Namun, orang sekarang tidak mengerti [pertanda]," imbuh Ki Kusumo. Lantaran itulah, ia mengingatkan agar manusia harus introspeksi sikapnya.

Mengenai kemungkinan datangnya bencana alam besar seperti kejadian gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 9 tahun silam, Ki Kusumo punya pendapat terkait fenomena ikan naik ke darat yang sempat terjadi di pesisir Sabah, Malaysia pada 24 Desember lalu.

"Belum tentu kaitannya dengan kondisi air laut. Harus dilihat pula kaitan suhu panas bumi di bawah laut, gravitasi bumi, dan gravitasi bulan," kata Ki Kusumo.

Hampir senada dengan Ki Kusumo, paranormal Suhu Naga mengatakan bahwa dirinya menangkap adanya gelombang panas di bawah laut sekitar perairan Sabah dan Aceh. Ikan-ikan itu keluar karena peka panas. Mereka (ikan-ikan) itu terlempar karena panas," ucap Suhu Naga kepada Liputan6.com, Jumat 27 Desember 2013.

Secara metafisika, Suhu Naga menerangkan, fenomena itu pertanda alam lantaran ada pergerakan magma yang sangat aktif. "Ada isyarat bisa terjadi gerakan alam mengarah ke gunung," urai paranormal berusia 40 tahun tersebut.

Suhu Naga juga mengatakan bahwa ada lingkaran energi yang besar. "Ini pertanda dari 2013 ke 2014," imbuh dia.

Lebih jauh Suhu Naga meramal, bila akhir 2013 terjadi tsunami kecil di Indonesia bagian timur, maka akan ada rangkaian gunung berapi yang aktif secara berurutan. "Siap-siap bencana, bisa [terjadi di] gunung atau laut. Perkiraan di bulan 4-6 di Indonesia bagian barat.

Hanya saja, Suhu Naga menekankan bahwa secara sains para ahli yang lebih tahu. "Kita introspeksi dan ingat kepada Yang di Atas," pungkas Suhu Naga.(Ans/Adi)