Sistem buka tutup jalan menuju kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dikeluhkan sopir angkutan umum yang biasa beroperasi di wilayah itu. Tidak sedikit sopir angkot yang harus menutupi setoran dan bensin dari koceknya sendiri karena tidak mendapatkan penumpang.
Dede, salah satu sopir angkot 02 jurusan Cisarua-Sukasari, mengaku bila dilakukan buka tutup jalur, pendapatan berkurang. Dengan terpaksa setiap harinya harus bergulat dengan kemacetan saat dilakukan penutupan jalur.
"Biasanya, angkutan umum yang ke Cisarua menggunakan jalur alternatif. Namun selain rutenya lebih jauh dengan ongkos yang sama, para penumpang juga jarang jika angkutan umum Cisarua menggunakan jalur alternatif," ujar Dede kepada Liputan6.com, Sabtu (28/12/13).
Dede makin kecewa setelah mengetahui kalau pada malam pergantian tahun akan diberlakukan penutupan jalur dari kedua arah. "Jelas kami rugi, setiap hari sudah kena buka tutup jalan. Nanti malam tahun baru kedua jalurnya malah ditutup," ungkapnya kesal.
Karena itu Dede berharap pemerintah daerah bisa mencari solusi yang tepat untuk mengurai kemacetan di jalur Puncak, tanpa mengorbankan sarana transportasi umum bagi warga sekitar.
Di balik semua kekecewaan itu, kebijakan buka tutup ini menjadi berkah bagi tukang ojek sepeda motor di kawasan Puncak. Bahkan, saat dilakukan buka tutup jalan, penghasilan tukang ojek motor tersebut bisa meningkat hingga 10 kali ipat.
"Alhamdulillah setiap hari saya bisa mendapatkan penghasilan sampai 200 ribu rupiah. Apalagi kalau pas malam tahun barunya, bisa 2 kali lipatnya," ungkap Deni, salah satu tukang ojek motor.
Selain jasa mengantarkan orang, tukang ojek yang biasa mangkal di pintu keluar tol jalur alternatif ini juga menyediakan jasa untuk memandu menunjukkan jalur alternatif bagi para pengendara yang belum mengetahui trek alternatif jalur Puncak. (Ado/Ism)
Baca Juga:
Puncak Padat, Warga Diimbau Tiba Sebelum Tahun Baru Pukul 19.00
Puncak Ditutup, Jalur Alternatif Rawan `Bajing Loncat`
Malam Tahun Baru Jalur Puncak Ditutup, Pedagang Mengeluh
Dede, salah satu sopir angkot 02 jurusan Cisarua-Sukasari, mengaku bila dilakukan buka tutup jalur, pendapatan berkurang. Dengan terpaksa setiap harinya harus bergulat dengan kemacetan saat dilakukan penutupan jalur.
"Biasanya, angkutan umum yang ke Cisarua menggunakan jalur alternatif. Namun selain rutenya lebih jauh dengan ongkos yang sama, para penumpang juga jarang jika angkutan umum Cisarua menggunakan jalur alternatif," ujar Dede kepada Liputan6.com, Sabtu (28/12/13).
Dede makin kecewa setelah mengetahui kalau pada malam pergantian tahun akan diberlakukan penutupan jalur dari kedua arah. "Jelas kami rugi, setiap hari sudah kena buka tutup jalan. Nanti malam tahun baru kedua jalurnya malah ditutup," ungkapnya kesal.
Karena itu Dede berharap pemerintah daerah bisa mencari solusi yang tepat untuk mengurai kemacetan di jalur Puncak, tanpa mengorbankan sarana transportasi umum bagi warga sekitar.
Di balik semua kekecewaan itu, kebijakan buka tutup ini menjadi berkah bagi tukang ojek sepeda motor di kawasan Puncak. Bahkan, saat dilakukan buka tutup jalan, penghasilan tukang ojek motor tersebut bisa meningkat hingga 10 kali ipat.
"Alhamdulillah setiap hari saya bisa mendapatkan penghasilan sampai 200 ribu rupiah. Apalagi kalau pas malam tahun barunya, bisa 2 kali lipatnya," ungkap Deni, salah satu tukang ojek motor.
Selain jasa mengantarkan orang, tukang ojek yang biasa mangkal di pintu keluar tol jalur alternatif ini juga menyediakan jasa untuk memandu menunjukkan jalur alternatif bagi para pengendara yang belum mengetahui trek alternatif jalur Puncak. (Ado/Ism)
Baca Juga:
Puncak Padat, Warga Diimbau Tiba Sebelum Tahun Baru Pukul 19.00
Puncak Ditutup, Jalur Alternatif Rawan `Bajing Loncat`
Malam Tahun Baru Jalur Puncak Ditutup, Pedagang Mengeluh