Sukses

Dinasti Atut Belum Ambruk

Golkar jangan sampai terjebak dalam proses mekanisme pemilihan yang memenangkan Wakil Bupati Serang itu.

Dinasti Ratu Atut masih menunjukkan taringnya di Banten, belum ambruk. Tapi di balik kemenangan Ratu Tatu, ada efek 'simalakama' bagi Golkar. Kemenangan 'Dinasti Ratu Atut' dinilai ancaman bagi Beringin. Ratu Tatu diakui terpilih dalam mekanisme yang demokratis di dalam internal Golkar Banten. Tetapi, Golkar jangan sampai terjebak dalam proses mekanisme pemilihan yang memenangkan Wakil Bupati Serang itu.

"Golkar jangan terjebak pada pembiaran Klan Atut terus menancap dengan dalih demokratis," kata Direktur Eksekutif Political Communication Institute Heri Budianto kepada Liputan6.com, Sabtu (28/12/2013).

Heri menilai, ini peringatan bagi Golkar. Sebab struktural Golkar Banten dan DPP dinilai tidak peka terhadp aspirasi warga Banten yang menolak 'Klan' Atut. Apalagi banyak warga yang merasakan suka cita saat Ratu Atut ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Mestinya elite Golkar tingkat pusat tidak membiarkan ini," jelas pengamat politik dari Universitas Mercu Buana ini.

Akbar Pantau Tatu

Bagi Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, kemenangan Ratu Tatu mau tak mau harus didukung Golkar. Karena itu sudah terpilih secara demokratis. Kendati begitu, Golkar tak begitu saja 'melepas' Ratu Tatu memimpin Banten. Akbar paham apa yang terjadi di Banten. Apalagi setelah Dinasti Atut kembali memimpin Banten.

Maka itu, Akbar berharap tidak ada konflik-konflik kepentingan di daerah 'seribu kiai dan ratusan santri' itu. "Saya sebagai ketua Wantim akan terus mencermati kiprahnya. Supaya betul-betul memperlihatkan apa yang menjadi semangat perjuangan Partai Golkar," kata Akbar Tandjung.

Akbar tegaskan, Golkar jelas berjuang untuk kepentingan rakyat. Dan, lanjut Akbar, itu harus diperhatikan Ratu Tatu sebagai ketua yang baru. Bagaimana dengan elektabilitas Golkar pimpinan Ratu Tatu? "Tentu itu akan menjadi tantangan tersendiri mengenai elektabilitas."

Dengan ditahannya Ratu Atut, Golkar akan mengusulkan nama pengganti sebagai pendamping Rano Karno, yang segera naik menjadi gubernur. Apakah Golkar akan kembali mengusulkan nama dari Dinasti Atut? "Belum tentu," jelas Akbar.

Tatu Bicara

Adik Ratu Atut, Ratu Tatu Chasanah berhasil terpilih menjadi Ketua Golkar Banten menggantikan mendiang suami Atut, Hikmat Tomet. Ratu Tatu menjadi Ketua DPD I Banten setelah menang dalam voting yang dilakukan dalam Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat 27 Desember 2013.

Wakil Bupati Serang itu berhasil mendapatkan 6 suara dari 12 suara yang ada di Musdalub. Sedangkan pesaing satu-satunya, Walikota Cilegon Iman Aryadi Iman mendapatkan 5 suara. 1 Suara lainnya abstain. Adapun 12 suara yang diperebutkan dalam Musdalub kali ini berasal dari 8 suara DPD, 1 suara dari organisasi pendiri, 1 suara organisasi yang didirikan, 1 suara organisasi sayap dan 1 suara dari DPP.

Bagi Tatu, tidak ada dinasti politik di Banten. Pemilihan yang memenangkan dirinya berlangsung secara demokratis. Bukan ditunjuk atau pengaruh yang lain. Ratu Tatu mengaku dirinya tetap optimistis menjalankan amanah masyarakat membawa Banten menjadi provinsi yang lebih baik lagi. Ratu Tatu juga mengingatkan, terpilihnya Ratu Atut dan Airin Rachmi Diany sebagai kepala daerah juga bukan karena pengaruh. Tapi, kata dia, melalui mekanisme pemilihan dan prosedur yang sah.

"Hari ini saya dipilih menjadi ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Banten. Berarti saya dipercaya. Dan ini melalui mekanisme pemilihan, bukan seperti isu politik dinasti yang selama ini beredar," ujar Ratu Tatu di kantor DPP Golkar, Slipi, Jumat (27/12/2013). (Ism)

Video Terkini