Sukses

Gara-gara Singkong, Prabowo Sentil Pemerintah

"Sudah ratusan tahun rakyat kita makan dan menanam singkong, tapi sekarang kita impor singkong," kata Prabowo.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku prihatin dengan kondisi rakyat Indonesia yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Meskipun, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.

Apalagi, saat ini pemerintah melakukan kebijakan dengan melakukan impor singkong dari negara lain. Padahal, bangsa Indonesia sudah ratusaan tahun menanam dan memakan singkong sebagai bagian dari konsumsinya setiap hari.

"Tadi pagi di tenda, makan ubi goreng dan singkong rebus, itu makanan yang sebenarnya sangat baik, sangat sehat dan banyak gizinya. Sayangnya, sudah ratusan tahun rakyat kita makan dan menanam singkong, tapi sekarang kita impor singkong," kata Prabowo.

Hal itu diungkapkan Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) saat meresmikan gedung baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Garut, Jawa Barat hari ini, seperti dalam keterangan resminya kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (2/1/2014).

Calon Presiden dari Partai Gerindra itu sejak tanggal 1 Januari 2014 kemarin membuka tenda dan berkemah di desa Keramat Wangi, Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat, untuk mengetahui aktivitas rakyat dari dekat.

Dalam aktivitasnya itu, ia menceritakan kepada ratusan tamu undangan pada acara peresmian kampus itu bahwa sesungguhnya alam Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Akan tetapi, pemerintah tak mampu mengelolanya dengan baik.

"Laut kita begitu kaya, tetapi kita masih impor ikan, kita juga masih impor garam, dan banyk lagi impor komoditi yang lainnya. Ini kan aneh," tutur Prabowo.

Selain itu, Mantan Danjen Kopassus itu kembali mengingatkan bahwa sebenarnya di tengah kekayaan Indonesia yang melimpah ini, terjadi kebocoran keuangan negara sekitar Rp 1.000 triliun setiap tahunnya. Ia membayangkan, jika uang itu dikelola dengan baik, kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia akan jauh lebih baik dari saat ini.

"Ibu-ibu, Anda tahu, berapa sih Rp 1.000 triliun itu? Kalau setiap desa di Indonesia diberi Rp 1 miliar tiap desa, dengan jumlah desa sebanyak 78.000 desa, baru habis Rp 78 triliun. Lah kita punya kok Rp 1.000 triliun. Itu baru Rp 78 triliun, bayangkan betapa besarnya kebocoran kita," sesal Prabowo. (Adm/Ali)

Baca juga:
Isi Liburan Awal Tahun, Prabowo Berkemah di Desa Terpencil