Kegiatan 'Titip Doa Berbaya' yang digelar komunitas Sedekah Harian sudah distop karena dinilai kontroversial. Meski program itu sudah tak lagi berjalan, duit sedekah masih terus mengalir ke rekening penyelenggara.
"Walaupun 'Titip Doa' sudah ditutup, masih ada yang transfer. Masih banyak. Bahkan sebelum makan siang ini juga masih ada yang titip," kata Presiden komunitas Sedekah Harian Abdul Azis dalam perbincangan dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/1/2014).
Sejak program ditutup, donatur yang mentransfer uangnya semakin bervariasi. Saat ini, kata Azis, sudah ada sekitar 30 donatur yang mentransferkan dananya untuk program 'Titip Doa'.
"Jumlahnya sekitar Rp 4 jutaan. Setelah ditutup, masih ada yang transfer, tidak hanya Rp 100 ribu, tapi juga Rp 50 ribu, Rp 25 ribu. Bahkan ada yang tidak transfer," jelas Azis.
Mereka yang tidak transfer tapi tetap meminta 'Titip Doa', lanjut Azis, hanya mengirimkan surat elektronik. Dalam surat itu, si pemohon meminta didoakan di Tanah Suci.
Kegiatan penitipan doa ini digelar komunitas @SedekahHarian. Doa akan dipanjatkan pembina komunitas yang juga seorang perencana keuangan, Ahmad Gozali di Tanah Suci. Gozali mengajak anggota komunitasnya untuk menitipkan doa dengan meminta sedekah Rp 100 ribu plus tambahan Rp 2.014, bila ada yang mau titip doa di Mekah.
Gozali pun sudah menulis panjang penjelasan program kontroversial ini. "Sebenarnya, pada 'Titip Doa' itu, idenya sederhana. Ingin menggairahkan orang untuk bersedekah. Kebetulan, momentum yang digunakan oleh Komunitas Sedekah Harian, tempat saya menjadi anggota Dewan Pembina, bersamaan dengan keberangkatan saya ke Tanah Suci."
"Khilaf itu seperti termuat dalam brosur 'Titip Sedekah'. Misalnya pada nominal, sehingga terkesan ada komersialisasi doa. Saya yang menjadi bagian dari program tersebut meminta maaf atas kekeliruan ini." tambah Gozali lagi. (Ism/Sss)
"Walaupun 'Titip Doa' sudah ditutup, masih ada yang transfer. Masih banyak. Bahkan sebelum makan siang ini juga masih ada yang titip," kata Presiden komunitas Sedekah Harian Abdul Azis dalam perbincangan dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/1/2014).
Sejak program ditutup, donatur yang mentransfer uangnya semakin bervariasi. Saat ini, kata Azis, sudah ada sekitar 30 donatur yang mentransferkan dananya untuk program 'Titip Doa'.
"Jumlahnya sekitar Rp 4 jutaan. Setelah ditutup, masih ada yang transfer, tidak hanya Rp 100 ribu, tapi juga Rp 50 ribu, Rp 25 ribu. Bahkan ada yang tidak transfer," jelas Azis.
Mereka yang tidak transfer tapi tetap meminta 'Titip Doa', lanjut Azis, hanya mengirimkan surat elektronik. Dalam surat itu, si pemohon meminta didoakan di Tanah Suci.
Kegiatan penitipan doa ini digelar komunitas @SedekahHarian. Doa akan dipanjatkan pembina komunitas yang juga seorang perencana keuangan, Ahmad Gozali di Tanah Suci. Gozali mengajak anggota komunitasnya untuk menitipkan doa dengan meminta sedekah Rp 100 ribu plus tambahan Rp 2.014, bila ada yang mau titip doa di Mekah.
Gozali pun sudah menulis panjang penjelasan program kontroversial ini. "Sebenarnya, pada 'Titip Doa' itu, idenya sederhana. Ingin menggairahkan orang untuk bersedekah. Kebetulan, momentum yang digunakan oleh Komunitas Sedekah Harian, tempat saya menjadi anggota Dewan Pembina, bersamaan dengan keberangkatan saya ke Tanah Suci."
"Khilaf itu seperti termuat dalam brosur 'Titip Sedekah'. Misalnya pada nominal, sehingga terkesan ada komersialisasi doa. Saya yang menjadi bagian dari program tersebut meminta maaf atas kekeliruan ini." tambah Gozali lagi. (Ism/Sss)