Letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara masih terus terjadi hingga Rabu sore. Jumlah pengungsi pun terus bertambah menjadi 22.708 jiwa atau 7.079 kepala keluarga di 34 titik pengungsian.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, bencana letusan gunung tertinggi di Sumatera Utara tersebut bukanlah bencana nasional. "Melainkan hanya skala kabupaten," kata Sutopo, Rabu (8/1/2014).Â
Adanya usulan agar bencana ini dijadikan skala bencana nasional, menurut Sutopo, tidak memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Pasal 51 ayat 2 UU itu disebutkan penetapan skala nasional ditetapkan oleh Presiden, skala provinsi oleh Gubernur. "Dan skala kabupaten oleh Bupati," imbuhnya.
Untuk itu ia menegaskan agar Pemerintah Kabupaten Karo harus lebih aktif mengatasi bencana tersebut dibantu Pemda Sumut dan didampingi Pemerintah Pusat. Apalagi sejauh ini Pemerintahan Pemkab Karo masih berjalan normal. Selain itu juga dalam bencana ini juga tidak banyak memakan korban jiwa dan terjadinya eskalasi bencana yang luas.
Berbeda dengan erupsi Gunung Merapi tahun 2010 lalu di Yogyakarta, saat itu Presiden memerintahkan kendali operasi tanggap darurat dalam satu komando berada di tangan Kepala BNPB dibantu Gubenur DIY, Gubernur Jateng, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng dan DIY.
"Keputusan Presiden saat itu didasarkan bertambahnya korban dan pengungsi," jelasnya.
Ia menerangkan, bencana Merapi saat itu menelan 44 korban jiwa dan 119 orang luka-luka, serta mengakibatkan 82.701 orang mengungsi. Kemudian ketika erupsi besar, korban meningkat menjadi 114 meninggal dunia, 218 luka-luka, dan 300 ribu mengungsi.
Â
"Untuk itu, dalam bencana ini Bupati Karo harus banyak turun ke lapangan mengatasi rakyatnya yang mengungsi. Pemda Sumut memberikan bantuan yang diperlukan. BNPB memberikan bantuan ekstrem sesuai permintaan," desak Sutopo.
Â
Menurut informasi yang dihimpun, saat ini ada tambahan titik pengungsi di Pos Lau Gumba di Desa Lau Gumba, Berastagi dengan jumlah pengungsi 507 jiwa atau 175 KK. Kebutuhan logistik, kesehatan, dan pendidikan di sana secara umum masih tertangani.
Namun, menurut laporan koordinator pengungsi, di Jambur Siabang-abang dan Losd Lau Gumba pasokan logistik masih terbilang kurang. Bahkan sarana tempat sekolah untuk siswa-siswi SMP dan SMA belum ada. Kebutuhan mendesak bagi pengungsi saat ini adalah susu bayi, gas, air mineral, air bersih, dan seragam sekolah. (Osc/Mut)
Baca Juga:
Gunung Sinabung Masih `Batuk`, 22 Ribu Jiwa Mengungsi
[VIDEO] Terisolir Gunung Sinabung, Warga Jual Ternak dengan Murah
Gunung Sinabung Terus Keluarkan Awan Panas, Pengungsi Bertambah
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, bencana letusan gunung tertinggi di Sumatera Utara tersebut bukanlah bencana nasional. "Melainkan hanya skala kabupaten," kata Sutopo, Rabu (8/1/2014).Â
Adanya usulan agar bencana ini dijadikan skala bencana nasional, menurut Sutopo, tidak memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Pasal 51 ayat 2 UU itu disebutkan penetapan skala nasional ditetapkan oleh Presiden, skala provinsi oleh Gubernur. "Dan skala kabupaten oleh Bupati," imbuhnya.
Untuk itu ia menegaskan agar Pemerintah Kabupaten Karo harus lebih aktif mengatasi bencana tersebut dibantu Pemda Sumut dan didampingi Pemerintah Pusat. Apalagi sejauh ini Pemerintahan Pemkab Karo masih berjalan normal. Selain itu juga dalam bencana ini juga tidak banyak memakan korban jiwa dan terjadinya eskalasi bencana yang luas.
Berbeda dengan erupsi Gunung Merapi tahun 2010 lalu di Yogyakarta, saat itu Presiden memerintahkan kendali operasi tanggap darurat dalam satu komando berada di tangan Kepala BNPB dibantu Gubenur DIY, Gubernur Jateng, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng dan DIY.
"Keputusan Presiden saat itu didasarkan bertambahnya korban dan pengungsi," jelasnya.
Ia menerangkan, bencana Merapi saat itu menelan 44 korban jiwa dan 119 orang luka-luka, serta mengakibatkan 82.701 orang mengungsi. Kemudian ketika erupsi besar, korban meningkat menjadi 114 meninggal dunia, 218 luka-luka, dan 300 ribu mengungsi.
Â
"Untuk itu, dalam bencana ini Bupati Karo harus banyak turun ke lapangan mengatasi rakyatnya yang mengungsi. Pemda Sumut memberikan bantuan yang diperlukan. BNPB memberikan bantuan ekstrem sesuai permintaan," desak Sutopo.
Â
Menurut informasi yang dihimpun, saat ini ada tambahan titik pengungsi di Pos Lau Gumba di Desa Lau Gumba, Berastagi dengan jumlah pengungsi 507 jiwa atau 175 KK. Kebutuhan logistik, kesehatan, dan pendidikan di sana secara umum masih tertangani.
Namun, menurut laporan koordinator pengungsi, di Jambur Siabang-abang dan Losd Lau Gumba pasokan logistik masih terbilang kurang. Bahkan sarana tempat sekolah untuk siswa-siswi SMP dan SMA belum ada. Kebutuhan mendesak bagi pengungsi saat ini adalah susu bayi, gas, air mineral, air bersih, dan seragam sekolah. (Osc/Mut)
Baca Juga:
Gunung Sinabung Masih `Batuk`, 22 Ribu Jiwa Mengungsi
[VIDEO] Terisolir Gunung Sinabung, Warga Jual Ternak dengan Murah
Gunung Sinabung Terus Keluarkan Awan Panas, Pengungsi Bertambah