Sukses

[VIDEO] Eko, Kepala Desa Muda Penggerak Penyandang Tunagrahita

Eko baru berusia 30 tahun. Dia mampu menggerakkan warga penderita tunagrahita untuk berkarya.

Dekade 1950-an hingga 1970-an, sejumlah desa di Pegunungan Rajekwesi, Ponorogo, Jawa Timur, mengalami krisis pangan. Diduga, itulah penyebab banyak warga di kawasan ini masuk kategori tuna grahita atau keterbelakangan mental. Di desa karangpatihan misalnya, 98 warga tergolong tuna grahita.

Keterbatasan sebagian warga ini justru mendorong sejumlah anak muda bangkit membantu. Salah satunya Eko Mulyadi yang akhirnya jadi kepala desa. Eko kini baru berusia 30 tahun. Lulusan SMA ini jadi kepala desa setelah dipilih langsung oleh 80 persen warga.

Salah satu ide Eko untuk meningkatkan kesejahteraan warga tuna grahita adalah dengan cara ternak lele. Dari 12 kolam tiga tahun lalu, sekarang sudah ada 57 kolam lele. Semua kolam dikelola bersama oleh kelompok masyarakat Karang Patihan Bangkit.

Namun, program beternak lele tidak selalu berjalan mulus. Ketersediaan air di musim kemarau sering jadi kendala. Tapi tantangan utama adalah memotivasi warga tuna grahita.

Upaya Eko tidak berhenti hanya pada lele. Sejumlah warga tuna grahita diberi kesempatan jadi perajin keset yang bisa dijual Rp 15 ribu per buah. Perajin yang mahir bisa membuat dua helai keset sehari.

Upaya-upaya sang kepala desa muda telah diakui warga desa. Sepak terjang Eko akhirnya juga dikenal di luar Desa Karangpatihan. Sosok Eko diangkat oleh Liputan 6 SCTV yang ditayangkan pada Minggu (12/1/2014). Selangkapnya, lihat video di bawah ini. (Eks/Yus)
Video Terkini