Sistem Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai dilakukan sore ini mengingat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menaikan status banjir menjadi siaga. Target pengurangan curah hujan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diharapkan meningkat dari 2013. Anggaran Rp 20 miliar pun digelontorkan untuk proyek ini hingga Februari 2014.
"Tahun lalu kita 30%. Untuk tahun ini targetnya kita bisa mengurangi curah hujan di Jakarta hingga 35%," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/1/2014).
Sutopo menjelaskan, BNPB bersama BPPT akan melakukan modifikasi cuaca menggunakan 2 metode. Yang pertama dengan jumping process atau menjatuhkan awan yang berpotensi menurunkan hujan di luar wilayah DKI, Bogor, Puncak dan hilir. Sehingga awan yang memiliki potensi besar menjadi hujan akan ditembak dengan garam.
Garam, jelas Sutopo, akan mempercepat penyerapan butiran air. Dengan begitu, butiran yang kecil akan saling bertubrukan dan menyatu menjadi butiran besar, dan mempercepat proses turunnya hujan di luar Jakarta.
"Hujan akan dipercepat diturunkan di daerah yang dianggap masih dapat menampung curah hujan atau dijatuhkan di laut. Caranya yakni dengan menyebar garam (NaCL) dari pesawat Hercules TNI AU pada awan tebal yang berada di luar Jakarta," jelasnya.
Sementara metode kedua, lanjut Sutopo, yakni menempatkan alat ground base generator di 24 titik wilayah DKI. Alat ini nantinya akan menembakan asap ke udara. Asap itu sendiri yang berguna menghambat proses pembentukan awan hujan. Proses untuk metode kedua ini seperti menembakkan kembang api ke atas langit.
"Sehingga asap tadi menyerap butir air dan mencegah kelembapan dan mengurangi hujan," ucap Sutopo. (Rmn)
Baca juga:
BPBD: Titik Banjir di Jakarta pada Masa Jokowi Menurun
Kembangan Banjir, Jokowi: PU Belum Selesai Keruk Kali Angke
Cegah Banjir Jakarta, Modifikasi Cuaca Dilakukan Hingga Februari
"Tahun lalu kita 30%. Untuk tahun ini targetnya kita bisa mengurangi curah hujan di Jakarta hingga 35%," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/1/2014).
Sutopo menjelaskan, BNPB bersama BPPT akan melakukan modifikasi cuaca menggunakan 2 metode. Yang pertama dengan jumping process atau menjatuhkan awan yang berpotensi menurunkan hujan di luar wilayah DKI, Bogor, Puncak dan hilir. Sehingga awan yang memiliki potensi besar menjadi hujan akan ditembak dengan garam.
Garam, jelas Sutopo, akan mempercepat penyerapan butiran air. Dengan begitu, butiran yang kecil akan saling bertubrukan dan menyatu menjadi butiran besar, dan mempercepat proses turunnya hujan di luar Jakarta.
"Hujan akan dipercepat diturunkan di daerah yang dianggap masih dapat menampung curah hujan atau dijatuhkan di laut. Caranya yakni dengan menyebar garam (NaCL) dari pesawat Hercules TNI AU pada awan tebal yang berada di luar Jakarta," jelasnya.
Sementara metode kedua, lanjut Sutopo, yakni menempatkan alat ground base generator di 24 titik wilayah DKI. Alat ini nantinya akan menembakan asap ke udara. Asap itu sendiri yang berguna menghambat proses pembentukan awan hujan. Proses untuk metode kedua ini seperti menembakkan kembang api ke atas langit.
"Sehingga asap tadi menyerap butir air dan mencegah kelembapan dan mengurangi hujan," ucap Sutopo. (Rmn)
Baca juga:
BPBD: Titik Banjir di Jakarta pada Masa Jokowi Menurun
Kembangan Banjir, Jokowi: PU Belum Selesai Keruk Kali Angke
Cegah Banjir Jakarta, Modifikasi Cuaca Dilakukan Hingga Februari