Sukses

Gede Pasek: Jika Dipecat karena Anas, Demokrat Sangat Naif

Pasek menyatakan, etika dalam negara demokrasi itu diatur dalam norma-norma hukum yang berlaku.

Gede Pasek tak tinggal diam usai dirinya dipecat Partai Demokrat dari anggota DPR. Ia terus bersuara. Terlebih saat ia tahu jika hubungannya dengan mantan Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi salah satu alasan pemecatan itu.

"Selama ini tidak ada arahan, aturan tertulis maupun tidak tertulis bahwa saya tidak boleh berteman dengan Anas Urbaningrum. Tidak ada aturan itu," kata Pasek usai mengikuti rapat Fraksi Partai Demokrat di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Bahkan jika pun nanti dibuat aturan yang menyebutkan semua kader Demokrat tidak boleh berteman dengan Anas Urbaningrum, Pasek mengaku tak habis pikir. "Kalau kemudian aturan itu dilarang berteman dengan Anas dipakai, menjadi sangat naif juga. Berteman saja menjadi kemudiandimasalahkan," cetus Pasek.

Pasek menyatakan, etika dalam negara demokrasi itu diatur dalam norma-norma hukum yang berlaku. Jadi apapun posisinya sebagai warga negara Indonesia, itu harus jelas jika ada pemecatan.

"Jadi karena negara kita negara hukum, maka hukum yang kita pakai. Tidak boleh aturan suka-suka dipakai main pecat saja," tegas Pasek.

Selain itu, Pasek berujar, selama ini dirinya membangun karir secara sehat dan profesional. Selama menjadi anggota dewan pun, dirinya mengklaim paling rajin bekerja.

"Saya selama ini mencoba membangun karir saya dari wartawan, kemudian advokat kemudian menjadi politisi. Saya profesional menjadi politisi. Boleh lihat daftar hadir anggota dewan, saya jauh lebih baik dibanding yang lain," tandas Pasek. (Ali/Yus)

Baca juga:

Gede Pasek: Jika Dipecat karena Anas, Saya Ambil Langkah Hukum!
Dipecat Demokrat, Pasek: Saya Langgar Kode Etik yang Mana?
Ruhut: Dipecat Demokrat, Itu Hukuman Buat Pasek!