Berdasarkan survei Pusat Data Bersatu (PDB), dari 1.200 responden acak, ada 6 cawapres yang terkenal di masyarakat saat ini. Dari hasil kajian tersebut, nama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk.
Berturut-turut posisi tertinggi dimulai dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ahok, diikuti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Gita Wirjawan, dan Hatta Rajasa.
"Dalam elektabilitas cawapres ada fenomena baru. Ahok mulai terdengar namanya disebut sebagai cawapres. Mungkin karena omongannya dalam memberikan komentar yang ceplas-ceplos," kata Ketua PDB Didik J Rachbini dalam rilis survei bertema 'Catatan Politik 2014' di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (17/1/2014).
Tingkat elektabilitas Ahok diperoleh dari media massa yang sering memberitakan gaya bicaranya. Kendati Didik mengingatkan, politik merupakan citra yang bisa berbeda dengan realita sebenarnya. Maka itu, media diminta tidak terlalu meng-image-kan seseorang. Karena sama saja membuat sinetron di dunia nyata.
Tak hanya itu, dalam surveinya PDB juga memasukkan Jokowi ke dalam daftar cawapres guna melihat probabilitasnya. Meski tidak dimasukkan dalam 6 nama cawapres yang telah disebutkan, namun hasilnya mengejutkan.
"Elektabilitas Jokowi jika ditempatkan dalam posisi cawapres tetap yang tertinggi, melampaui Dahlan Iskan yang seharusnya di posisi pertama. Tapi tidak akan setinggi elektabilitasnya jika menjadi capres," pungkas Didik.
Survei yang memiliki margin error kurang lebih 2,8% ini dilakukan selama 4-8 Januari 2014 menggunakan metode telepolling. Ada 1.200 responden dari kelas menengah ke atas, di 11 kota besar di Indonesia. (Rmn/Sss)
Baca juga:
Didik Rachbini Sebut Pendukung Jokowi di Sosmed `Hama Demokrasi`
Survei: Rhoma Capres Populer, Peserta Konvensi Demokrat Terbawah
Rhoma Irama: Mahfud MD Teman Saya, Bukan Pesaing
Berturut-turut posisi tertinggi dimulai dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ahok, diikuti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Gita Wirjawan, dan Hatta Rajasa.
"Dalam elektabilitas cawapres ada fenomena baru. Ahok mulai terdengar namanya disebut sebagai cawapres. Mungkin karena omongannya dalam memberikan komentar yang ceplas-ceplos," kata Ketua PDB Didik J Rachbini dalam rilis survei bertema 'Catatan Politik 2014' di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (17/1/2014).
Tingkat elektabilitas Ahok diperoleh dari media massa yang sering memberitakan gaya bicaranya. Kendati Didik mengingatkan, politik merupakan citra yang bisa berbeda dengan realita sebenarnya. Maka itu, media diminta tidak terlalu meng-image-kan seseorang. Karena sama saja membuat sinetron di dunia nyata.
Tak hanya itu, dalam surveinya PDB juga memasukkan Jokowi ke dalam daftar cawapres guna melihat probabilitasnya. Meski tidak dimasukkan dalam 6 nama cawapres yang telah disebutkan, namun hasilnya mengejutkan.
"Elektabilitas Jokowi jika ditempatkan dalam posisi cawapres tetap yang tertinggi, melampaui Dahlan Iskan yang seharusnya di posisi pertama. Tapi tidak akan setinggi elektabilitasnya jika menjadi capres," pungkas Didik.
Survei yang memiliki margin error kurang lebih 2,8% ini dilakukan selama 4-8 Januari 2014 menggunakan metode telepolling. Ada 1.200 responden dari kelas menengah ke atas, di 11 kota besar di Indonesia. (Rmn/Sss)
Baca juga:
Didik Rachbini Sebut Pendukung Jokowi di Sosmed `Hama Demokrasi`
Survei: Rhoma Capres Populer, Peserta Konvensi Demokrat Terbawah
Rhoma Irama: Mahfud MD Teman Saya, Bukan Pesaing