Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Lirik lagu Kolam Susu yang dipopulerkan Koes Ploes ini cukup pas menggambarkan kondisi di Ibukota kini. Meski ada beberapa yang kondisinya justru bertolak belakang.
Bukan kolam susu, yang ada malah kolam banjir. Kail dan jala masih bisa digunakan untuk menangkap ikan yang seliweran di kolam banjir. Betul, tidak ada badai dan tidak ada topan. Hanya hujan deras dan angin kencang. Ikan dan udang, apalagi yang lepas dari tambak, memang benar-benar menghampiri korban banjir.
Jakarta benar-benar kewalahan dengan hujan deras yang nyaris tiada henti mengguyur sejak Jumat 17 Januari 2014 dini hari hingga Sabtu 18 Januari pagi. Debit air di semua sungai yang ada di Jakarta pun naik. Belum lagi bonus air kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Alhasil Jakarta terkepung banjir. Warna airnya bukan putih seperti susu. Sama sekali bukan kolam susu. Tapi berwarna coklat tanah.
Banyak jalan terputus akibat banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada 7 korban jiwa. 267 RT, 172 RW di 48 kelurahan dari 27 kecamatan di DKI Jakarta terendam banjir. 25.332 jiwa (6.952 KK) terdampak banjir. 10.530 jiwa mengungsi yang tersebar di 97 titik pengungsian.
"Ketinggian air bervariasi mulai dari 20 centimeter hingga 1,5 meter," kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Bambang Surya Putra.
Wilayah yang terendam banjir di Jakarta Timur adalah Kelurahan Kampung Melayu dan Kecamatan Jatinegara. Di Jakarta Utara, banjir merendam Kelurahan Kapuk Muara di Kecamatan Penjaringan, kelurahan Pademangan Barat di Kecamatan Pademangan, Kelurahan Pegangsaan dan Kelurahan Kelapa Gading Timur di Kecamatan Kelapa Gading.
Di Jakarta Barat, banjir melanda Kelurahan Rawa Buaya, Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kedaung Kali Angke dan Kelurahan Tegal Alur di Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng Barat, Kelurahan Jelambar di Kecamatan Grogol Petamburan, Kelurahan Tambora di Kecamatan Tambora, Kelurahan Kembangan Utara di Kecamatan Kembangan, Kelurahan Kedoya Selatan di Kecamatan Kebon Jeruk, dan Kelurahan Tegal Alur di Kecamatan Kalideres.
Rumah Cari Air
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendatangi sejumlah titik banjir Jakarta. Saat mengunjungi Condet, Jakarta Timur, pria yang akrab disapa Jokowi ini mendapati masalah yang sama pada banyaknya pemukiman di bantaran sungai, terutama Ciliwung.
"Problemnya sama di semua tempat di Jakarta. Yang banjir kan pinggir kali semua. Jadi bukan air cari rumah. Rumah mencari air," ujar Jokowi.
Jokowi juga memerintahkan Pintu Air Manggarai yang mengarah ke Istana Merdeka dibuka. Luapan air Sungai Ciliwung pun mengalir ke arah Istana Merdeka. Tujuannya untuk menurunkan debit air Sungai Ciluwung.
"Biar terbelah airnya dan tidak numpuk di sana (Pintu Air Manggarai), dibukanya ke aliran yang mengarah Istana," ucap Jokowi.
Petugas Pintu Air Manggarai, Farhan, menjelaskan, ketinggian air sempat mencapai 960 cm sehingga statusnya Siaga I. Pintu air akan terus dibuka hingga ketinggian air di Pintu Air Manggarai mencapai 850 cm.
"Setidaknya ini statusnya sampe Siaga III dulu, baru nanti kita tutup lagi yang ke arah Istana," kata Farhan.
Setahun Tragedi Plaza UOB
Tepat setahun lalu, 18 Januari 2013, Ibukota lumpuh karena banjir dan menyisakan tragedi. Banjir menerjang basement Plaza UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Tanggul Latuharhary jebol. Saat itu, air masuk sangat deras dari lantai P1 yang mengalir turun ke lantai basement. Air juga mengalir dari tangga darurat di P1.
Setelah terendam, banyak orang-orang yang berupaya menyelamatkan diri. 5 Orang terjebak di dalam dan sebanyak 17 mobil ikut terendam. Dari 5 orang yang terjebak, 1 orang berhasil menyelamatkan diri, 2 lainnya diselamatkan Tim SAR.
Namun, 2 orang sisanya ditemukan Tim SAR dalam keadaan tak bernyawa. Mereka adalah petugas kebersihan gedung, yakni Herdian Eko Eristya dan Abdul Arif Agus.
Murtad... Musyrik
Manajer Penanganan Bencana Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasional Mukri Friatna mengingatkan, bencana banjir yang terjadi bukan akibat sistem alam atau itensitas curah hujan cukup tinggi. Melainkan karena lingkungan alam yang sudah rusak.
"Kalau lingkungan sudah rusak, itu risiko yang diterima," ujar Mukri.
"Kalau pemerintah salahkan curah hujan, itu murtad, musyrik. Banjir bukan karena Tuhan. Hujan air itu berkah. Air diciptakan Tuhan itu benar. Yang tidak benar, masalah tempat penampungan air berkurang, termasuk di Jakarta," lanjutnya.
Prediksi
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih akan mengguyur wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga pertengahan minggu keempat Januari 2014.
"Sejak tanggal 15 sampai 22 Januari, masyarakat yang tinggal di Jabodetabek pada jam-jam tertentu bisa bernafas lega. Karena hujan diprediksi tidak akan selebat minggu lalu. Meski hujan dengan intensitas sedang masih ada," kata Kepala BMKG Andi Eka Satya.
Kendati demikian, Andi tetap mengimbau masyarakat agar tidak menganggap remeh dan waspada terhadap segala kemungkinan perubahan cuaca.
"Saya kira tentu saja harus diwaspadai, karena sekarang ini adalah puncaknya. Terutama di Jakarta Utara," Andi.
Kecipak-kecipuk
Namun banjir tak selalu disikapi sebagai bencana. Bagi kebanyakan bocah, banjir bak kolam renang raksasa gratis. Mereka asyik kecipak-kecipuk dan byar-byur di kolam cokelat tanah. Tak peduli kotornya air bisa membuat tubuh mereka gatal-gatal nantinya.
Sejumlah pedagang makanan dan minuman serta juru parkir liar juga kebanjiran rezeki. Banyak warga bukan korban banjir yang ingin nonton banjir. Mereka membawa kendaraan bermotor, bayar parkir, berfoto-foto ria, jeprat-jepret, lalu jajan minuman dan makanan. Menikmati banjir.
Lirik lagu Kolam Susu yang dipopulerkan Koes Ploes pun berlanjut...
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
(Sss)
Baca juga:
Foto-foto Banjir di Jakarta dan Sekitarnya
[VIDEO] `Wisata Banjir` di Arus Deras Kampung Pulo
Kopassus Selamatkan Balita Korban Banjir Bidaracina
Kebanjiran, Wanita di Bekasi Sedih Ayamnya Hilang Sekandang
Petogogan Banjir 1,5 M `Air Nutup Hidung Baru Teriak Evakuasi`
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Lirik lagu Kolam Susu yang dipopulerkan Koes Ploes ini cukup pas menggambarkan kondisi di Ibukota kini. Meski ada beberapa yang kondisinya justru bertolak belakang.
Bukan kolam susu, yang ada malah kolam banjir. Kail dan jala masih bisa digunakan untuk menangkap ikan yang seliweran di kolam banjir. Betul, tidak ada badai dan tidak ada topan. Hanya hujan deras dan angin kencang. Ikan dan udang, apalagi yang lepas dari tambak, memang benar-benar menghampiri korban banjir.
Jakarta benar-benar kewalahan dengan hujan deras yang nyaris tiada henti mengguyur sejak Jumat 17 Januari 2014 dini hari hingga Sabtu 18 Januari pagi. Debit air di semua sungai yang ada di Jakarta pun naik. Belum lagi bonus air kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Alhasil Jakarta terkepung banjir. Warna airnya bukan putih seperti susu. Sama sekali bukan kolam susu. Tapi berwarna coklat tanah.
Banyak jalan terputus akibat banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada 7 korban jiwa. 267 RT, 172 RW di 48 kelurahan dari 27 kecamatan di DKI Jakarta terendam banjir. 25.332 jiwa (6.952 KK) terdampak banjir. 10.530 jiwa mengungsi yang tersebar di 97 titik pengungsian.
"Ketinggian air bervariasi mulai dari 20 centimeter hingga 1,5 meter," kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Bambang Surya Putra.
Wilayah yang terendam banjir di Jakarta Timur adalah Kelurahan Kampung Melayu dan Kecamatan Jatinegara. Di Jakarta Utara, banjir merendam Kelurahan Kapuk Muara di Kecamatan Penjaringan, kelurahan Pademangan Barat di Kecamatan Pademangan, Kelurahan Pegangsaan dan Kelurahan Kelapa Gading Timur di Kecamatan Kelapa Gading.
Di Jakarta Barat, banjir melanda Kelurahan Rawa Buaya, Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kedaung Kali Angke dan Kelurahan Tegal Alur di Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng Barat, Kelurahan Jelambar di Kecamatan Grogol Petamburan, Kelurahan Tambora di Kecamatan Tambora, Kelurahan Kembangan Utara di Kecamatan Kembangan, Kelurahan Kedoya Selatan di Kecamatan Kebon Jeruk, dan Kelurahan Tegal Alur di Kecamatan Kalideres.
Rumah Cari Air
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendatangi sejumlah titik banjir Jakarta. Saat mengunjungi Condet, Jakarta Timur, pria yang akrab disapa Jokowi ini mendapati masalah yang sama pada banyaknya pemukiman di bantaran sungai, terutama Ciliwung.
"Problemnya sama di semua tempat di Jakarta. Yang banjir kan pinggir kali semua. Jadi bukan air cari rumah. Rumah mencari air," ujar Jokowi.
Jokowi juga memerintahkan Pintu Air Manggarai yang mengarah ke Istana Merdeka dibuka. Luapan air Sungai Ciliwung pun mengalir ke arah Istana Merdeka. Tujuannya untuk menurunkan debit air Sungai Ciluwung.
"Biar terbelah airnya dan tidak numpuk di sana (Pintu Air Manggarai), dibukanya ke aliran yang mengarah Istana," ucap Jokowi.
Petugas Pintu Air Manggarai, Farhan, menjelaskan, ketinggian air sempat mencapai 960 cm sehingga statusnya Siaga I. Pintu air akan terus dibuka hingga ketinggian air di Pintu Air Manggarai mencapai 850 cm.
"Setidaknya ini statusnya sampe Siaga III dulu, baru nanti kita tutup lagi yang ke arah Istana," kata Farhan.
Setahun Tragedi Plaza UOB
Tepat setahun lalu, 18 Januari 2013, Ibukota lumpuh karena banjir dan menyisakan tragedi. Banjir menerjang basement Plaza UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Tanggul Latuharhary jebol. Saat itu, air masuk sangat deras dari lantai P1 yang mengalir turun ke lantai basement. Air juga mengalir dari tangga darurat di P1.
Setelah terendam, banyak orang-orang yang berupaya menyelamatkan diri. 5 Orang terjebak di dalam dan sebanyak 17 mobil ikut terendam. Dari 5 orang yang terjebak, 1 orang berhasil menyelamatkan diri, 2 lainnya diselamatkan Tim SAR.
Namun, 2 orang sisanya ditemukan Tim SAR dalam keadaan tak bernyawa. Mereka adalah petugas kebersihan gedung, yakni Herdian Eko Eristya dan Abdul Arif Agus.
Murtad... Musyrik
Manajer Penanganan Bencana Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasional Mukri Friatna mengingatkan, bencana banjir yang terjadi bukan akibat sistem alam atau itensitas curah hujan cukup tinggi. Melainkan karena lingkungan alam yang sudah rusak.
"Kalau lingkungan sudah rusak, itu risiko yang diterima," ujar Mukri.
"Kalau pemerintah salahkan curah hujan, itu murtad, musyrik. Banjir bukan karena Tuhan. Hujan air itu berkah. Air diciptakan Tuhan itu benar. Yang tidak benar, masalah tempat penampungan air berkurang, termasuk di Jakarta," lanjutnya.
Prediksi
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih akan mengguyur wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga pertengahan minggu keempat Januari 2014.
"Sejak tanggal 15 sampai 22 Januari, masyarakat yang tinggal di Jabodetabek pada jam-jam tertentu bisa bernafas lega. Karena hujan diprediksi tidak akan selebat minggu lalu. Meski hujan dengan intensitas sedang masih ada," kata Kepala BMKG Andi Eka Satya.
Kendati demikian, Andi tetap mengimbau masyarakat agar tidak menganggap remeh dan waspada terhadap segala kemungkinan perubahan cuaca.
"Saya kira tentu saja harus diwaspadai, karena sekarang ini adalah puncaknya. Terutama di Jakarta Utara," Andi.
Kecipak-kecipuk
Namun banjir tak selalu disikapi sebagai bencana. Bagi kebanyakan bocah, banjir bak kolam renang raksasa gratis. Mereka asyik kecipak-kecipuk dan byar-byur di kolam cokelat tanah. Tak peduli kotornya air bisa membuat tubuh mereka gatal-gatal nantinya.
Sejumlah pedagang makanan dan minuman serta juru parkir liar juga kebanjiran rezeki. Banyak warga bukan korban banjir yang ingin nonton banjir. Mereka membawa kendaraan bermotor, bayar parkir, berfoto-foto ria, jeprat-jepret, lalu jajan minuman dan makanan. Menikmati banjir.
Lirik lagu Kolam Susu yang dipopulerkan Koes Ploes pun berlanjut...
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
(Sss)
Baca juga:
Foto-foto Banjir di Jakarta dan Sekitarnya
[VIDEO] `Wisata Banjir` di Arus Deras Kampung Pulo
Kopassus Selamatkan Balita Korban Banjir Bidaracina
Kebanjiran, Wanita di Bekasi Sedih Ayamnya Hilang Sekandang
Petogogan Banjir 1,5 M `Air Nutup Hidung Baru Teriak Evakuasi`