Banjir di sejumlah kawasan ibukota mencapai ketinggian yang membahayakan keselamatan. Sayangnya, perahu karet tidak selalu tersedia. Terpaksa, balita dan ibu hamil dievakuasi dengan peralatan seadanya seperti ember dan ban.
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (19/1/2014), ketinggian air di Kampung Pulo, Jakarta Timur terus naik. Warga yang sebelumnya bertahan di rumah mereka, panik karena air mulai menggenangi lantai 2. Ika, ibu muda yang mengandung 7 bulan tidak punya pilihan. Dia harus keluar dari kepungan banjir. Ban besar digunakan warga untuk membantu Ika. Ika kini cukup aman di rumah tetangga yang lebih tinggi.
Selanjutnya, warga membantu mengevakuasi buah hatinya yang masih balita. Karena peralatan terbatas, ember plastik terpaksa digunakan untuk mengevakuasi, padahal banjir mencapai 5 meter lebih. Ika lega bisa memeluk kembali buah hatinya.
Di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, ketinggian air mencapai 1 meter. Menggunakan ember plastik, para ibu bahu-membahu mengevakuasi balita dari genangan banjir.
Meski banjir cukup tinggi, tidak ada bantuan perahu karet, ember pun menjadi tumpuan para ibu demi menyelamatkan buah hati mereka dari banjir yang tak kunjung surut.
Di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagian warga belum sempat mengungsi ketika air terus naik. Perahu karet pun dikerahkan untuk mengevakuasi Dewi, seorang ibu muda dengan bayinya yang baru berumur 40 hari. Dengan bekal seadanya, ia mengungsi bersama sang buah hati karena khawatir akan keselamatan mereka.
Dewi dan putrinya lega bisa mencapai lokasi pengungsian di pelataran Rumah Sakit Pelni dan Masjid Petamburan, Jakarta Pusat. Sebagian ibu lain bersama anak mereka sudah mengungsi. Mereka pasrah tidur tanpa beralaskan kasur. Alhasil sebagian balita mulai terserang diare, demam, dan gatal-gatal. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Bukan Lautan Hanya `Kolam Banjir`
Kisah Petugas Bendungan Katulampa: Setiap 7 Detik Ditelepon Warga
[VIDEO] Bak Mandi, Alat Evakuasi Korban Banjir Cipinang Melayu
Rusun Petamburan Terkepung, Ibu-ibu Gigih Terobos Banjir ke Pasar
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (19/1/2014), ketinggian air di Kampung Pulo, Jakarta Timur terus naik. Warga yang sebelumnya bertahan di rumah mereka, panik karena air mulai menggenangi lantai 2. Ika, ibu muda yang mengandung 7 bulan tidak punya pilihan. Dia harus keluar dari kepungan banjir. Ban besar digunakan warga untuk membantu Ika. Ika kini cukup aman di rumah tetangga yang lebih tinggi.
Selanjutnya, warga membantu mengevakuasi buah hatinya yang masih balita. Karena peralatan terbatas, ember plastik terpaksa digunakan untuk mengevakuasi, padahal banjir mencapai 5 meter lebih. Ika lega bisa memeluk kembali buah hatinya.
Di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, ketinggian air mencapai 1 meter. Menggunakan ember plastik, para ibu bahu-membahu mengevakuasi balita dari genangan banjir.
Meski banjir cukup tinggi, tidak ada bantuan perahu karet, ember pun menjadi tumpuan para ibu demi menyelamatkan buah hati mereka dari banjir yang tak kunjung surut.
Di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagian warga belum sempat mengungsi ketika air terus naik. Perahu karet pun dikerahkan untuk mengevakuasi Dewi, seorang ibu muda dengan bayinya yang baru berumur 40 hari. Dengan bekal seadanya, ia mengungsi bersama sang buah hati karena khawatir akan keselamatan mereka.
Dewi dan putrinya lega bisa mencapai lokasi pengungsian di pelataran Rumah Sakit Pelni dan Masjid Petamburan, Jakarta Pusat. Sebagian ibu lain bersama anak mereka sudah mengungsi. Mereka pasrah tidur tanpa beralaskan kasur. Alhasil sebagian balita mulai terserang diare, demam, dan gatal-gatal. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Bukan Lautan Hanya `Kolam Banjir`
Kisah Petugas Bendungan Katulampa: Setiap 7 Detik Ditelepon Warga
[VIDEO] Bak Mandi, Alat Evakuasi Korban Banjir Cipinang Melayu
Rusun Petamburan Terkepung, Ibu-ibu Gigih Terobos Banjir ke Pasar