Sukses

Korban Banjir Keluhkan Bantuan Kerap Disembunyikan Petugas

Di tengah kesulitan warga hidup di pengungsian, masih ada saja pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Sejak banjir menerjang Jakarta seminggu lalu, lokasi pengungsian banyak bermunculan. Mulai yang resmi, dibangun relawan, hingga yang dibangun oleh warga sendiri.

Arus bantuan juga terus berdatangan setiap harinya. Di tengah kesulitan warga hidup di pengungsian, masih ada saja pihak-pihak tak bertanggung jawab yang kerap menyembunyikan bantuan untuk warga.

Hal itu dirasakan betul oleh Sukiyah (42). Warga Gang III Kampung Pulo, Jakarta Timur itu sudah tak mau lagi mengungsi di kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Sebab, petugas di lokasi yang paling dekat rumahnya itu tidak melayani pengungsi dengan baik. Akhirnya, dia memilih mengungsi di GOR Jakarta Timur yang lokasi jauh dari rumah.

"Kalau di sana pelit. Kita minta nasi buat anggota keluarga kita saja nggak dikasih," kata Sukiyah saat berbincang dengan Liputan6.com di GOR Jakarta Timur, Senin (20/1/2014).

Kala itu, dirinya beserta kedua anaknya datang ke posko tersebut. Ia meminta nasi 4 bungkus untuk 2 anaknya dan ibunya. Namun, tidak diperbolehkan oleh petugas.

"Kebanyak kalau 4 dia bilang gitu. Akhirnya cuma dikasih 2. Padahal kalau nggak abis dibuang-buang juga kan sayang," ujarnya.

Wanita yang sudah tinggal di Kampung Pulo sejak 1993 itu mengaku, petugas malah membagikan bantuan lainnya seperti perlengkapan bayi dan selimut pada saat sebagian besar warga sedang tertidur lelap. Alhasil, banyak warga yang tidak kebagian.

"Bagiinnya kadang pas pada tidur. Kan banyak nggak kebagian. Nggak tahu deh tuh sisanya dikemanain," ucap ibu 2 anak itu.

Selain itu, kantor Sudinkes Jakarta Timur tidak seluas. Beda dengan yang dia rasakan di GOR Jakarta Timur.

"Kalau di sini luas. Semua ketampung. Nggak desek-desekan. Mau apa aja dikasih nggak diumpetin. Mau mandi gampang, kan kamar mandinya juga banyak," tandas Sukiyah. (Mut)