Saat bencana banjir, tak jarang ada pihak yang mengambil keuntungan. Terlebih jika, jasa tersebut dibutuhkan orang banyak. Seperti pada saat ratusan calon penumpang kesusahan karena Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat macet dan terlebih yang beroperasi sedikit, oknum sopir angkot menaikkan tarif secara sepihak.
Salah seorang warga Cengkareng, Nina (33) mengaku membayar tarif angkutan umum Kopaja 88 jurusan Kalideres - Slipi tidak seperti hari biasa. Bahkan naiknya hingga 100 persen. Nina yang karyawan Pengadilan Negeri Jakarta Barat itu pun terpaksa harus membayar tarif tersebut karena harus segera sampai kantor.
"Naik Kopaja 88 ongkosnya dinaikin jadi Rp 10.000. Katanya bus mau masuk jalan tol. Habis mau gimana lagi, angkutan yang lewat PN ya cuma itu," keluh Nina, Senin (20/1/2014).
Nina pun pasrah dan tetap naik Kopaja itu. Namun, Nina kembali dibuat kesal untuk kedua kali saat diturunkan oleh sang sopir sebelum sampai tempat tujuan. Angkutan Kopaja 88 itu memilih tidak melanjutkan perjalanan.
"Sampai di Jembatan Baru, Kopaja malah milih muter. Udah gitu, duitnya nggak dikembaliin lagi," gusar Nina.
Selain angkutan umum, sejumlah tukang ojek juga latah menaikkan tarif tinggi. Para tukang ojek mematok harga Rp 100 ribu dari Cengkareng ke Slipi. Begitu banyaknya kendala, akhirnya membuat Nina untuk memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke kantor dan memilih kembali pulang ke rumah.
"Tadi pas mau naik ojek, abangnya minta Rp 100 ribu, ya udah saya milih balik ke rumah saja," tukas warga Sumur Bor, Cengkareng ini. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Foto-foto Macet Total di Daan Mogot
Jakarta Banjir, Warga Tagih Janji Jokowi
Banjir di Pluit Tak Kunjung Surut, Petugas Penyedot Diomeli Warga
Salah seorang warga Cengkareng, Nina (33) mengaku membayar tarif angkutan umum Kopaja 88 jurusan Kalideres - Slipi tidak seperti hari biasa. Bahkan naiknya hingga 100 persen. Nina yang karyawan Pengadilan Negeri Jakarta Barat itu pun terpaksa harus membayar tarif tersebut karena harus segera sampai kantor.
"Naik Kopaja 88 ongkosnya dinaikin jadi Rp 10.000. Katanya bus mau masuk jalan tol. Habis mau gimana lagi, angkutan yang lewat PN ya cuma itu," keluh Nina, Senin (20/1/2014).
Nina pun pasrah dan tetap naik Kopaja itu. Namun, Nina kembali dibuat kesal untuk kedua kali saat diturunkan oleh sang sopir sebelum sampai tempat tujuan. Angkutan Kopaja 88 itu memilih tidak melanjutkan perjalanan.
"Sampai di Jembatan Baru, Kopaja malah milih muter. Udah gitu, duitnya nggak dikembaliin lagi," gusar Nina.
Selain angkutan umum, sejumlah tukang ojek juga latah menaikkan tarif tinggi. Para tukang ojek mematok harga Rp 100 ribu dari Cengkareng ke Slipi. Begitu banyaknya kendala, akhirnya membuat Nina untuk memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke kantor dan memilih kembali pulang ke rumah.
"Tadi pas mau naik ojek, abangnya minta Rp 100 ribu, ya udah saya milih balik ke rumah saja," tukas warga Sumur Bor, Cengkareng ini. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Foto-foto Macet Total di Daan Mogot
Jakarta Banjir, Warga Tagih Janji Jokowi
Banjir di Pluit Tak Kunjung Surut, Petugas Penyedot Diomeli Warga