Korban banjir di Rawajati, Jakarta Selatan, mengeluhkan kekurangan bantuan perlengkapan bayi. Pengungsi yang berlindung di kolong flyover Kalibata juga membutuhkan obat-obatan untuk penghangat anak-anak.
"Minyak kayu putih atau minyak telon yang nggak ada. Anak-anak kan butuh yang anget-anget. Kan kasihan kedinginan," ujar Payoh, salah satu korban banjir di Rawajati yang mengungsi di kolong flyover Kalibata, Jakarta, Senin (20/1/14).
Payoh menambahkan, pasokan popok untuk bayi juga dirasa sangat kurang. Apalagi, banyak pengungsi yang membawa bayinya di tempat pengungsian. "Sayangnya, bantuan itu sampai sekarang cuma sedikit," ucapnya.
Meski demikian, Payoh merasa bantuan berupa makanan yang diberikan berbagai pihak sudah dirasa mencukupi. "Alhamdulillah, kalau makanan sudah lebih dari cukup. Cuma memang bantuan untuk bayi ini yang kurang," tutur Payoh.
Korban banjir lainnya, Tati, juga mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap anak-anak yang turut menjadi korban banjir. Dia mengaku saat ini korban banjir membutuhkan bantuan perlengkapan sekolah. "Baju untuk anak di sini jarang ada. Seragam apalagi. Padahal itu penting buat sekolah kan," tambahnya.
Sedangkan makanan untuk anak berupa biskuit ataupun susu juga dirasa kurang. "Orang kalo ngasih kan nggak jauh-jauh dari makanan. Ya semoga aja sih nanti ada yang ngasih buat anak-anak," pungkas Tati. (Ali/Ism)
Baca juga:
Banjir Jakarta, Angkot dan Ojek Jual Mahal
Cengkareng Banjir, Lampu Lalu Lintas Tak Berfungsi
Kurangi Banjir Jakarta, 2 Waduk Dibangun di Bogor-Depok
"Minyak kayu putih atau minyak telon yang nggak ada. Anak-anak kan butuh yang anget-anget. Kan kasihan kedinginan," ujar Payoh, salah satu korban banjir di Rawajati yang mengungsi di kolong flyover Kalibata, Jakarta, Senin (20/1/14).
Payoh menambahkan, pasokan popok untuk bayi juga dirasa sangat kurang. Apalagi, banyak pengungsi yang membawa bayinya di tempat pengungsian. "Sayangnya, bantuan itu sampai sekarang cuma sedikit," ucapnya.
Meski demikian, Payoh merasa bantuan berupa makanan yang diberikan berbagai pihak sudah dirasa mencukupi. "Alhamdulillah, kalau makanan sudah lebih dari cukup. Cuma memang bantuan untuk bayi ini yang kurang," tutur Payoh.
Korban banjir lainnya, Tati, juga mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap anak-anak yang turut menjadi korban banjir. Dia mengaku saat ini korban banjir membutuhkan bantuan perlengkapan sekolah. "Baju untuk anak di sini jarang ada. Seragam apalagi. Padahal itu penting buat sekolah kan," tambahnya.
Sedangkan makanan untuk anak berupa biskuit ataupun susu juga dirasa kurang. "Orang kalo ngasih kan nggak jauh-jauh dari makanan. Ya semoga aja sih nanti ada yang ngasih buat anak-anak," pungkas Tati. (Ali/Ism)
Baca juga:
Banjir Jakarta, Angkot dan Ojek Jual Mahal
Cengkareng Banjir, Lampu Lalu Lintas Tak Berfungsi
Kurangi Banjir Jakarta, 2 Waduk Dibangun di Bogor-Depok