Gede Pasek Suardika mengaku tidak akan pernah pindah ke partai politik lain setelah dirinya dipecat dari Partai Demokrat dan dicopot jabatannya sebagai anggota DPR. Bahkan salah satu loyalis Anas Urbaningrum itu telah mempersiapkan untuk mengubah sistem demokrasi pada partai yang dibesut oleh Presiden SBY tersebut.
"Saya masih tetap di Demokrat. Bahkan saya juga mempersiapkan diri karena beberapa teman di DPC dan DPD yang dipecat secara tidak benar itu sedang konsolidasi juga. Jadi mereka dipecat tanpa alasan yang jelas, tanpa prosedur, pokoknya dipecat saja," ucap Pasek di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
"Ini partai harus kita pertahankan jadi partai yang demokratis," imbuh Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu.
Seperti yang terjadi pada Pasek. Dia menilai pemecatannya tak beralasan. Dia tidak pernah melanggar kode etik seperti yang tercantum dalam surat pemecatan oleh Demokrat.
"Partai ini bukan milik pribadi, bukan properti pribadi sebagian sahamnya sudah milik publik. Sehingga harus mengikuti aturan publik juga dan sama perlakuannya baik dia ketua harian atau kader biasa seperti saya. Karena di AD/ART sama," tuturnya.
"Yang berbeda adalah kewenangan ketika menjalankan tugas saja," pungkas Pasek. (Ndy/Sss)
Baca juga:
Gede Pasek: Jika Dipecat karena Anas, Saya Ambil Langkah Hukum!
Dipecat Demokrat, Pasek: Saya Langgar Kode Etik yang Mana?
Ruhut: Dipecat Demokrat, Itu Hukuman Buat Pasek!
"Saya masih tetap di Demokrat. Bahkan saya juga mempersiapkan diri karena beberapa teman di DPC dan DPD yang dipecat secara tidak benar itu sedang konsolidasi juga. Jadi mereka dipecat tanpa alasan yang jelas, tanpa prosedur, pokoknya dipecat saja," ucap Pasek di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
"Ini partai harus kita pertahankan jadi partai yang demokratis," imbuh Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu.
Seperti yang terjadi pada Pasek. Dia menilai pemecatannya tak beralasan. Dia tidak pernah melanggar kode etik seperti yang tercantum dalam surat pemecatan oleh Demokrat.
"Partai ini bukan milik pribadi, bukan properti pribadi sebagian sahamnya sudah milik publik. Sehingga harus mengikuti aturan publik juga dan sama perlakuannya baik dia ketua harian atau kader biasa seperti saya. Karena di AD/ART sama," tuturnya.
"Yang berbeda adalah kewenangan ketika menjalankan tugas saja," pungkas Pasek. (Ndy/Sss)
Baca juga:
Gede Pasek: Jika Dipecat karena Anas, Saya Ambil Langkah Hukum!
Dipecat Demokrat, Pasek: Saya Langgar Kode Etik yang Mana?
Ruhut: Dipecat Demokrat, Itu Hukuman Buat Pasek!