Korban banjir di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, hingga saat ini masih mendiami posko pengungsian yang didirikan pemerintah daerah serta posko-posko sukarela. Seperti halnya posko Laskar Betawi di Jalan J Gang Perintis, Kebon Baru.
Pengurus posko banjir Laskar Betawi, Mat Licin (52) mengatakan, setidaknya ada 113 kepala keluarga yang masih mendiami posko banjir yang dibentuknya. Posko tersebut sebenarnya merupakan tempat penyalur tenaga kerja wanita (TKW) PT Al Royyan Cahaya Mandiri.
"Di sini ada 113 KK yang telah kita data. Di sini korban kita tempatkan di perusahaan penyalur TKW. Saya pinjam tempatnya. Jadi dimasukin di sini dulu. Sudah 6 hari," kata dia di lokasi, Rabu (22/1/2014).
Ia mengatakan, sumbangan bantuan yang didapatnya masih berbentuk sukarela. Hingga saat ini balum ada bantuan dari pemerintah yang singgah di poskonya.
"Semua bantuan yang kita terima itu sukarela, Bang. Namanya juga temen, jadi dibantu juga. Makanan, minuman, selimut," lanjutnya.
Menurut Mat Licin, yang diperlukan oleh pengungsi saat ini adalah selimut. Karena yang mendiami pos pengungsian tersebut tidak hanya orang dewasa, banyak juga anak-anak.
"Selimut sih yang paling penting. Karena kita saja dingin, apalagi anak-anak. Sudah pasti dingin. Yang lain mungkin susu, juga perlu," ujarnya.
Seorang pengungsi bernama Herni (45) mengatakan, selama hampir sepekan terakhir para pengungsi berada di posko ini, belum ada perhatian dari pemerintah setempat.
"Kalau kunjungan lurah atau camat sih ada. Tapi sebatas itu saja. Nggak pernah ngasih langsung bantuan ke kita. Kalau ke posko itu sudah pasti, antre dan berebut," tandasnya.
Pantauan Liputan6.com di lokasi pengungsian. Seluruh pengungsi mendiami 3 lantai bangunan posko. Sebagian pengungsi terlihat tengah tertidur. Ada juga yang sedang memasak dan bermain dengan keluarga mereka. (Ado/Yus)
Pengurus posko banjir Laskar Betawi, Mat Licin (52) mengatakan, setidaknya ada 113 kepala keluarga yang masih mendiami posko banjir yang dibentuknya. Posko tersebut sebenarnya merupakan tempat penyalur tenaga kerja wanita (TKW) PT Al Royyan Cahaya Mandiri.
"Di sini ada 113 KK yang telah kita data. Di sini korban kita tempatkan di perusahaan penyalur TKW. Saya pinjam tempatnya. Jadi dimasukin di sini dulu. Sudah 6 hari," kata dia di lokasi, Rabu (22/1/2014).
Ia mengatakan, sumbangan bantuan yang didapatnya masih berbentuk sukarela. Hingga saat ini balum ada bantuan dari pemerintah yang singgah di poskonya.
"Semua bantuan yang kita terima itu sukarela, Bang. Namanya juga temen, jadi dibantu juga. Makanan, minuman, selimut," lanjutnya.
Menurut Mat Licin, yang diperlukan oleh pengungsi saat ini adalah selimut. Karena yang mendiami pos pengungsian tersebut tidak hanya orang dewasa, banyak juga anak-anak.
"Selimut sih yang paling penting. Karena kita saja dingin, apalagi anak-anak. Sudah pasti dingin. Yang lain mungkin susu, juga perlu," ujarnya.
Seorang pengungsi bernama Herni (45) mengatakan, selama hampir sepekan terakhir para pengungsi berada di posko ini, belum ada perhatian dari pemerintah setempat.
"Kalau kunjungan lurah atau camat sih ada. Tapi sebatas itu saja. Nggak pernah ngasih langsung bantuan ke kita. Kalau ke posko itu sudah pasti, antre dan berebut," tandasnya.
Pantauan Liputan6.com di lokasi pengungsian. Seluruh pengungsi mendiami 3 lantai bangunan posko. Sebagian pengungsi terlihat tengah tertidur. Ada juga yang sedang memasak dan bermain dengan keluarga mereka. (Ado/Yus)
Baca juga:
99 Kelurahan di Jakarta Masih Kebanjiran
Jokowi: Tanggul di Tebet Bukan Jebol, Tapi Tergerus
Bukit Duri Banjir 3 Meter
Kantor Satpas Daan Mogot Terendam, Pelayanan SIM Terhenti
Evakuasi Banjir Bayar Rp 200 Ribu, Cuma Ada di Green Garden