Sebanyak 21 rumah di Kelurahan Sukorejo, Kota Semarang, Jawa Tengah, roboh dan tak bisa lagi ditempati pemiliknya akibat tertimbun longsor. Musibah ini terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terus mengguyur Kota Semarang.
"Jadi jenis tanahnya memang tanah liat. Awalnya kami data ada 25 rumah, namun yang 4 rumah masih bisa ditempati, sedangkan lainnya sudah miring hingga 30-45 derajat," kata Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Sukorejo, Sigit Budiawan, Semarang, Kamis (23/1/2014).
21 Rumah itu berada di RT 06 RW X Kampung Trangkil Baru. Selain disebabkan curah hujan yang tinggi, longsor itu juga disebabkan kondisi tanah yang labil.
Saat ini semua penghuni yang rumahnya tak bisa lagi ditempati telah dievakuasi. Sigit menjelaskan, dalam tahap awal warga dievakuasi ke lingkungan sekitar, sambil mencari lokasi yang lebih aman.
"Untuk saat ini Dinas Kesehatan, TNI dan Polri semua sudah membantu. Namun kami masih kekurangan logistik. Dapur umum juga masih kita rencanakan, sehingga kami masih butuh bantuan logistik," tambahnya.
Dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang, Kampung Trangkil Baru sesungguhnya merupakan daerah yang diproyeksikan menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal itu dikarenakan letaknya di perbukitan dengan kemiringan hingga 20 derajat. Kampung itu saat kemarau datang juga sering mengalami kekurangan air, sehingga perlu dipasok dari luar. (Ado/Ism)
Baca juga:
Semarang Kebanjiran, Jalan Protokol Terendam
Stasiun Tawang Semarang Terendam Banjir
"Jadi jenis tanahnya memang tanah liat. Awalnya kami data ada 25 rumah, namun yang 4 rumah masih bisa ditempati, sedangkan lainnya sudah miring hingga 30-45 derajat," kata Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Sukorejo, Sigit Budiawan, Semarang, Kamis (23/1/2014).
21 Rumah itu berada di RT 06 RW X Kampung Trangkil Baru. Selain disebabkan curah hujan yang tinggi, longsor itu juga disebabkan kondisi tanah yang labil.
Saat ini semua penghuni yang rumahnya tak bisa lagi ditempati telah dievakuasi. Sigit menjelaskan, dalam tahap awal warga dievakuasi ke lingkungan sekitar, sambil mencari lokasi yang lebih aman.
"Untuk saat ini Dinas Kesehatan, TNI dan Polri semua sudah membantu. Namun kami masih kekurangan logistik. Dapur umum juga masih kita rencanakan, sehingga kami masih butuh bantuan logistik," tambahnya.
Dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang, Kampung Trangkil Baru sesungguhnya merupakan daerah yang diproyeksikan menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal itu dikarenakan letaknya di perbukitan dengan kemiringan hingga 20 derajat. Kampung itu saat kemarau datang juga sering mengalami kekurangan air, sehingga perlu dipasok dari luar. (Ado/Ism)
Baca juga:
Semarang Kebanjiran, Jalan Protokol Terendam
Stasiun Tawang Semarang Terendam Banjir