Sukses

Bila Tak Terpilih, Hamzah Bakal Mengakhiri Kariernya

Hamzah Haz menyatakan akan mengakhiri karier politik di tahun mendatang jika tak lolos ke putaran kedua pemilihan presiden. Hasyim Muzadi menemui sejumlah kiai NU di Pondok Pesantren Salafiah Syafi`iyah Sukorejo.

Liputan6.com, Banda Aceh: Pemilihan umum eksekutif tak sampai dua pekan lagi. Kelima pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tampaknya semakin optimistis dan gencar memasang "kuda-kuda" untuk pertarungan pada 5 Juli mendatang. Namun agaknya, hal itu tak berlaku bagi capres dari Partai Persatuan Pembangunan, Hamzah Haz. Buktinya, saat kampanye di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (24/6), Hamzah menyatakan bakal menyudahi karier politik pada tahun 2005.

Menurut Hamzah, langkah tersebut diambil bila dirinya tak lolos ke putaran kedua pemilihan presiden. Apalagi, jabatan dia sebagai Ketua Umum PPP bakal berakhir tahun depan. Kendati demikian, Hamzah yang masih menjabat resmi sebagai Wakil Presiden ini meminta para pendukungnya tetap menggunakan hak pilih dalam pilpres tahap dua, September mendatang. Terutama bila dirinya kalah dalam pilpres putaran pertama, 5 Juli mendatang.

Dalam bagian lain kampanyenya di Banda Aceh, Hamzah sempat menjanjikan tak akan ada lagi perang di Tanah Rencong dalam 100 hari pemerintahannya jika terpilih nanti. Sedangkan kepada seluruh anggota Gerakan Aceh Merdeka yang masih bertahan di hutan, dia menyerukan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi [baca: Hamzah: Kalau Terpilih, Perang Aceh Selesai].

Di Situbondo, Jawa Timur, hari ini, cawapres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasyim Muzadi menemui sejumlah kiai Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Salafiah Syafi`iyah Sukorejo, Asem Bagus. Maffudi, salah satu anggota Tim Sukses Megawati Sukarnoputri-Hasyim Muzadi, mengungkapkan pertemuan tertutup di kota kecil itu membicarakan keutuhan NU menjelang pemilu eksekutif 5 Juli mendatang.

Pertemuan tertutup di ponpes pimpinan K.H. Ahmad Fawad As`ad itu dihadiri pula sejumlah kiai Jatim. Di sana, mantan Ketua Umum Pengurus Besar NU itu disambut ribuan santri dengan salawat badar. Namun, baik Hasyim maupun Ahmad mengelak kalau pertemuan itu disebut sebagai kampanye. Pihak Ponpes Salafiah Syafi`iyah sendiri menganggap kunjungan pasangan Megawati ini hanyalah silahturahmi.

Kunjungan para kandidat presiden maupun wakil presiden ke sejumlah ponpes dengan dalih silahturahmi memang sering terjadi. Tengoklah juga alasan yang dikemukakan cawapres dari Partai Demokrat Jusuf Kalla saat mengunjungi anak-anak korban kerusuhan di Ponpes Assafiiyah, Bekasi, Jawa Barat [baca: Kalla Mengunjungi Anak-Anak dari Daerah Konflik].

Selagi para capres disibukkan dengan kampanye, siang tadi, Komisi Pemilihan Umum Bandung, Jabar, mensosialisasikan tata cara pencoblosan pilpres. Pengenalan cara mencoblos yang benar dilakukan kepada puluhan wanita penghuni sebuah panti jompo. Tapi, pihak KPU Bandung tampak kerepotan saat mensosialisasikannya. Selain harus membimbing mereka ke bilik suara, ternyata para wanita jompo tersebut juga bingung dalam menentukan pilihannya.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini