Ribuan korban banjir di Indramayu, Jawa Barat, hingga kini masih mengungsi. Mereka belum bisa kembali ke rumahnya, karena genangan air masih tinggi. Berbagai penyakit pun mulai menyerang para pengungsi, baik anak-anak maupun orang tua.
Seperti dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (25/1/2014), dibandingkan sebelumnya pada Jumat kemarin banjir di Indramayu, Jawa Barat, sebenarnya mulai surut. Namun, ribuan korban banjir, hingga saat ini masih tertahan di sejumlah tenda pengungsian yang didirikan di sebagian jalur pantura.
Sebagian warga juga mengungsi di tempat-tempat umum yang dijadikan pengungsian seperti di balai desa, masjid, dan mushola. Hal ini terjadi karena genangan air belum memungkinkan warga memasuki rumah dan beraktivitas normal. Apa lagi di beberapa tempat, genangan air lebih dari satu meter.
Di pengungsian, berbagai penyakit mulai menyerang korban banjir seperti gatal-gatal, batuk, dan gangguan pernapasan. Para pengungsi mengeluh, karena Pemkab Indramayu kurang memberi perhatian. Hal itu karena keberadaan posko pelayanan kesehatan dinilai tidak merata, sehingga banyak korban banjir yang tidak tertangani.
Selain merendam ribuan rumah dan memaksa warga mengungsi, banjir juga merusak jalan di jalur pantura. Ruas jalan dari Indramayu hingga Pamanukan sepanjang lebih dari 10 km rusak parah. Hal ini jelas sangat mengganggu arus lalu lintas. (Adm/Rmn)
Seperti dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (25/1/2014), dibandingkan sebelumnya pada Jumat kemarin banjir di Indramayu, Jawa Barat, sebenarnya mulai surut. Namun, ribuan korban banjir, hingga saat ini masih tertahan di sejumlah tenda pengungsian yang didirikan di sebagian jalur pantura.
Sebagian warga juga mengungsi di tempat-tempat umum yang dijadikan pengungsian seperti di balai desa, masjid, dan mushola. Hal ini terjadi karena genangan air belum memungkinkan warga memasuki rumah dan beraktivitas normal. Apa lagi di beberapa tempat, genangan air lebih dari satu meter.
Di pengungsian, berbagai penyakit mulai menyerang korban banjir seperti gatal-gatal, batuk, dan gangguan pernapasan. Para pengungsi mengeluh, karena Pemkab Indramayu kurang memberi perhatian. Hal itu karena keberadaan posko pelayanan kesehatan dinilai tidak merata, sehingga banyak korban banjir yang tidak tertangani.
Selain merendam ribuan rumah dan memaksa warga mengungsi, banjir juga merusak jalan di jalur pantura. Ruas jalan dari Indramayu hingga Pamanukan sepanjang lebih dari 10 km rusak parah. Hal ini jelas sangat mengganggu arus lalu lintas. (Adm/Rmn)