Sukses

Ini 3 Faktor Biaya Politik Indonesia Makin Mahal Versi Pengamat

Biaya politik di Indonesia yang disebut-sebut semakin lama semakin mahal menggelitik pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandez.

Biaya politik di Indonesia yang disebut-sebut semakin lama semakin mahal menggelitik pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandez. Ia pun mengungkapkan bahwa sedikitnya ada 3 faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.

Menurut Arya, faktor pertama adalah terjadinya perubahan model kampanye di tahun 2004. Yakni Pemilihan Presiden secara langsung.

"Perubahan ini membuat biaya politik sangat mahal. Yang diuntungkan orang-orang yang punya duit banyak," kata Arya dalam diskusi 'Mahalnya Ongkos Politik' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/1/2014).

Pada ranah itu, lanjut Arya, para pengusaha akhirnya masuk ke partai politik dan mendapatkan tempat strategis. Seperti jabatan ketua umum. Dengan begitu, mereka punya daya tawar yang besar, karena mereka punya modal untuk membiayai kampanye parpol tersebut.

Faktor kedua, kata Arya, muncul iklan di televisi yang menjadi medium efektif untuk pengaruhi pemilih. Orang-orang akan lebih memilih berkampanye di televisi ketimbang harus mengunjungi daerah-daerah di Indonesia.

"Misalnya, dana kampanye Barrack Obama (Presiden AS) setelah 2008. Sebanyak 54 persen dana Obama habis di iklan. Di 2014 nanti, setengah dana capres juga akan habis di iklan," urainya.

Faktor terakhir, adalah pergeseran politik yang semakin menjadi personal. Karena politik semakin personal, maka orang semakin butuh personal branding.

"Dan itu butuh biaya juga kan. Tentu tidak murah. Jadi kalau ada yang bilang biaya capres murah, itu mimpi," pungkas Arya. (Tnt/Gen)

Baca juga:

Pengamat: Para Pengusaha Triliuner Majulah Jadi Capres
Helpiaro, Caleg Tanpa Baliho dan Tim Sukses
Fitra: Deposito APBD Banten Rp 1,5 Triliun, Bunganya Rp 6 Miliar