Tersangka kasus gratifikasi proyek Hambalang Anas Urbaningrum kembali mendapat kunjungan dari orang-orang terdekat. Yakni sang istri, Atthiyah Laila dan loyalisnya, Gede Pasek Suardika.
Pantauan Liputan6.com, Senin (27/1/2014), Atthiyah tiba di Gedung KPK sekitar pukul 10.30 WIB. Atthiyah yang mengenakan jilbab hijau itu tampak ditemani salah satu fungsionaris Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang membawa buku Anas, Janji Kebangsaan Kita.
Selain itu, Gede Pasek Suardika juga terlihat mengunjungi Anas di Rutan KPK. Sekretaris Jenderal PPI yang baru saja dipecat dari Partai Demokrat dan anggota DPR itu tiba di Gedung KPK sekitar pukul 10.50 WIB.
Dalam kunjungan ini, Pasek juga membawa 2 buah buku untuk Anas. Keduanya merupakan buku tentang sejarah, yakni Masa Akhir Majapahit dan Siapa Pengkhianat Diponegoro?.
"Saya bawa 2 buku, buku fiksi sejarah," ucap Pasek.
Menurutnya, Anas yang merupakan mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat tidak meminta dibawakan buku. Namun, Pasek sendiri yang memang ingin membawakannya buku.
"Kebetulan beliau kan suka fiksi, dan buku ini enak dibaca. Dan pesan dari buku ini, belajar dari sejarah itu adalah hal yang paling baik, karena sejarah kan tidak bisa bohong," jelas Pasek. (Mut/Yus)
Pantauan Liputan6.com, Senin (27/1/2014), Atthiyah tiba di Gedung KPK sekitar pukul 10.30 WIB. Atthiyah yang mengenakan jilbab hijau itu tampak ditemani salah satu fungsionaris Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang membawa buku Anas, Janji Kebangsaan Kita.
Selain itu, Gede Pasek Suardika juga terlihat mengunjungi Anas di Rutan KPK. Sekretaris Jenderal PPI yang baru saja dipecat dari Partai Demokrat dan anggota DPR itu tiba di Gedung KPK sekitar pukul 10.50 WIB.
Dalam kunjungan ini, Pasek juga membawa 2 buah buku untuk Anas. Keduanya merupakan buku tentang sejarah, yakni Masa Akhir Majapahit dan Siapa Pengkhianat Diponegoro?.
"Saya bawa 2 buku, buku fiksi sejarah," ucap Pasek.
Menurutnya, Anas yang merupakan mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat tidak meminta dibawakan buku. Namun, Pasek sendiri yang memang ingin membawakannya buku.
"Kebetulan beliau kan suka fiksi, dan buku ini enak dibaca. Dan pesan dari buku ini, belajar dari sejarah itu adalah hal yang paling baik, karena sejarah kan tidak bisa bohong," jelas Pasek. (Mut/Yus)