Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau kalangan pers untuk menjauhi pemberitaan yang sifatnya kampanye hitam. Hal itu disampaikan SBY saat bertemu dengan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan panitia peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2014.
"Dalam pertemuan tadi, kata Bapak Presiden, menjelang pemilu hendaknya dihindari apa yang menurut Beliau disebut black campaign," ujar Ketua Umum PWI Margiono di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (27/1/2014).
Menurut Margiono, kampanye hitam itu dari sisi Presiden adalah kabar atau berita yang sama sekali tak ada dasarnya alias rekayasa.
"Kampanye hitam itu menurut Bapak Presiden adalah menyampaikan memberitakan dan menginformasikan sesuatu yang tidak ada, tapi diada-adakan oleh pers, berhari-hari dan berminggu-minggu dijadikan topik, tapi sebenarnya barangnya tidak ada," jelasnya.
Lain halnya dengan negative campaign, menurut Margiono, itu dibolehkan, agar publik tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan pemilu, khususnya menyangkut partai politik, calon anggota legislatif atau calon presiden.
"Kalau negative campaign itu boleh, yaitu menceritakan atau membuka seluruh keadaan yang riil, yang buruk katakan buruk, yang baik katakan baik. Tapi bukan black campaign, memberitakan sesuatu yang tak ada," imbuhnya.
Meski demikian, tambah Margiono, SBY menilai jumlah pemberitaan yang sifatnya kampanye hitam itu tidak besar. "Kata Bapak Presiden jumlahnya tak banyak, hanya 3 persen. Tapi yang 3 persen itu harus dihilangkan agar pers Indonesia sehat," tandas Margiono. (Riz/Sss)
Baca juga:
Mangindaan: SBY Tak Perlu Teken Surat Pemecatan Pasek
200 Pengacara Rizal Ramli Siap Hadapi Somasi Kuasa Hukum SBY
Rizal Ramli Mengaku Hampir Dipenjara SBY 2 Kali
PWI: SBY Minta Hindari Black Campaign, Negative Campaign Boleh
Ketum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menjelaskan amanat dari SBY.
Advertisement