Niat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membenahi transportasi publik di Ibukota mendapatkan perhatian masyarakat yang cukup besar, terutama dari pengusaha. Pria yang akrab disapa Jokowi itu mengaku sejak menjabat sebagai gubernur, sangat banyak perusahaan yang ingin memberikan sumbangan kepada Pemprov DKI Jakarta
Menurutnya, yang diberikan para pengusaha itu itu berupa sumbangan dalam bentuk corporate social resposibility (CSR). Jokowi pun menyatakan tidak bisa mencegahnya.
"Ya masa orang mau nyumbang ditolak. Nih, asal tahu saja ya, sejak saya jadi gubernur, itu yang namanya kewajiban, CSR, nguantrinya banyak banget. Jadi yang begitu-begitu ya biasa lah," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Bahkan para pengusaha yang tergabung dalam Tahir Foundation rela menyumbangkan 10 unit armada bus Transjakarta ditambah uang Rp 6 miliar. Menanggapi itu, Jokowi mengaku apa yang dilakukan para pengusaha itu adalah hal yang wajar. Sebab semua orang, khususnya para pengusaha juga ingin memberikan kotnribusi dalam membangun Jakarta.
"Ya tidak hanya itu, banyak pengusaha yang nyumbang-nyumbang karena semua pengen berkontribusi kepada kotanya," kata Jokowi.
Terkait alasan Thahir yang menyumbang atas dasar pribadi, Jokowi yang dianggap sebagai sosok yang dinilainya sebagai gubernur yang prorakyat, mengaku tak mau tahu. Bagi Jokowi, apapun alasannya, yang terpenting apa yang diberikan oleh para pengusaha itu dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan pribadi dirinya sendiri.
"Ya kalau alasannya gitu (Jokowi prorakyat) ya saya ndak ngerti, tanyakan saja ke mereka. Saya itu ngertinya yang penting bagi saya, itu berguna bagi rakyat banyak. Itu saja," jelas mantan walikota Surakarta itu.
Terkait dasar hukum penerimaan CSR yang begitu banyak dari para pengusaha itu, Jokowi mengaku tak tahu. Yang penting bagi Jokowi, puluhan bus dan uang miliaran bagi korban banjir itu tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi, namun bagi warga Jakarta.
"Lah, saya mana tahu urusan dasar hukum. Kok tanyakan ke saya, itu urusannya ahli hukum. Dasar hukum, dasar hukum. Wong, saya juga nggak ngambil uang dari situ kok, ini untuk kepentingan warga, bukan buat saya," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Pendiri Tahir Foundation, Tahir mengaku organisasi yang dipimpinnya itu terkesan dengan kepemimpinan Jokowi. Selama ini Jokowi dinilai sebagai gubernur yang prorakyat. Itulah alasan pemberian uang dan unit bus Transjakarta itu.
"Kami bantu hanya karena Pak Jokowi. Dia itu prorakyat, jujur, dan lugas," ujar Tahir beberapa waktu lalu.
Tahir mengaku, sumbangan itu adalah hibah pertama kali yang diberikannya kepada Pemprov DKI. Pada masa pemerintahan sebelumnya, Tahir Foundation biasanya langsung menyalurkan bantuan kepada warga DKI Jakarta. Baru kali ini bantuan disalurkan dengan perantara Pemprov DKI. Mereka yakin, barang bantuan akan langsung disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
"Kalau kami hanya mampu 10 bus. Tapi kan harusnya gotong-royong. Kalau satu grup saja 10 bus. Kalau ada 100 pengusaha coba bayangkan ada berapa bus lagi kayak gitu," lanjut Tahir. (Tya/Mut)
Baca juga:
Menurutnya, yang diberikan para pengusaha itu itu berupa sumbangan dalam bentuk corporate social resposibility (CSR). Jokowi pun menyatakan tidak bisa mencegahnya.
"Ya masa orang mau nyumbang ditolak. Nih, asal tahu saja ya, sejak saya jadi gubernur, itu yang namanya kewajiban, CSR, nguantrinya banyak banget. Jadi yang begitu-begitu ya biasa lah," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Bahkan para pengusaha yang tergabung dalam Tahir Foundation rela menyumbangkan 10 unit armada bus Transjakarta ditambah uang Rp 6 miliar. Menanggapi itu, Jokowi mengaku apa yang dilakukan para pengusaha itu adalah hal yang wajar. Sebab semua orang, khususnya para pengusaha juga ingin memberikan kotnribusi dalam membangun Jakarta.
"Ya tidak hanya itu, banyak pengusaha yang nyumbang-nyumbang karena semua pengen berkontribusi kepada kotanya," kata Jokowi.
Terkait alasan Thahir yang menyumbang atas dasar pribadi, Jokowi yang dianggap sebagai sosok yang dinilainya sebagai gubernur yang prorakyat, mengaku tak mau tahu. Bagi Jokowi, apapun alasannya, yang terpenting apa yang diberikan oleh para pengusaha itu dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan pribadi dirinya sendiri.
"Ya kalau alasannya gitu (Jokowi prorakyat) ya saya ndak ngerti, tanyakan saja ke mereka. Saya itu ngertinya yang penting bagi saya, itu berguna bagi rakyat banyak. Itu saja," jelas mantan walikota Surakarta itu.
Terkait dasar hukum penerimaan CSR yang begitu banyak dari para pengusaha itu, Jokowi mengaku tak tahu. Yang penting bagi Jokowi, puluhan bus dan uang miliaran bagi korban banjir itu tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi, namun bagi warga Jakarta.
"Lah, saya mana tahu urusan dasar hukum. Kok tanyakan ke saya, itu urusannya ahli hukum. Dasar hukum, dasar hukum. Wong, saya juga nggak ngambil uang dari situ kok, ini untuk kepentingan warga, bukan buat saya," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Pendiri Tahir Foundation, Tahir mengaku organisasi yang dipimpinnya itu terkesan dengan kepemimpinan Jokowi. Selama ini Jokowi dinilai sebagai gubernur yang prorakyat. Itulah alasan pemberian uang dan unit bus Transjakarta itu.
"Kami bantu hanya karena Pak Jokowi. Dia itu prorakyat, jujur, dan lugas," ujar Tahir beberapa waktu lalu.
Tahir mengaku, sumbangan itu adalah hibah pertama kali yang diberikannya kepada Pemprov DKI. Pada masa pemerintahan sebelumnya, Tahir Foundation biasanya langsung menyalurkan bantuan kepada warga DKI Jakarta. Baru kali ini bantuan disalurkan dengan perantara Pemprov DKI. Mereka yakin, barang bantuan akan langsung disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
"Kalau kami hanya mampu 10 bus. Tapi kan harusnya gotong-royong. Kalau satu grup saja 10 bus. Kalau ada 100 pengusaha coba bayangkan ada berapa bus lagi kayak gitu," lanjut Tahir. (Tya/Mut)
Baca juga:
Jokowi Terima Sumbangan 10 Bus Transjakarta dari Pengusaha
Relokasi Korban Banjir, Jokowi Bangun Rusun di Lokasi Bekas SD
Baca Juga
Taksi `Nyungsep` di Kantor Jokowi
Advertisement