Warga Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara dikagetkan dengan munculnya retakan tanah sepanjang 700 meter. Retakan ini mengikuti alur saluran irigasi sawah.
Menurut Sagiman (44) warga Sukodono, awalnya retakan terjadi pada Sabtu 18 Januari 2014 malam dan tak begitu lebar. Namun seiring curah hujan yang tinggi, retakan itu terus bertambah lebar dan dalam.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (28/1/2014)Â lebar retakan telah mencapai lebih dari 10 meter dan kedalaman hingga 8 meter dengan panjang retakan mencapai 700 meter.
"Efek yang pasti, akibat fenomena alam retakan tanah ini sedikitnya 5 hektar sawah warga yang saat ini ditanami kacang dan jagung terancam pengairannya," kata Sagiman.
Ternyata retakan itu juga sampai masuk kampung dan mengancam rumah Abdul Ghofur (33), warga RT 1 RW 2 Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Retakan di samping hingga belakang rumah ini, sebenarnya saluran air yang kecil, namun kini makin membesar.
"Mas Ghofur sudah mengungsi ke rumah saudaranya, perabotan rumah tangga juga sudah diamankan. Khawatir jika sewaktu-waktu rumahnya roboh karena pondasi rumah sudah menggantung," tambah Sagiman.
Kini, area di sepanjang retakan oleh warga diberi tanda pembatas dengan tali plastik. Itu mengingat lokasi retakan berdekatan dengan pemukiman warga dan sirkuit balap sepeda.
Menghadapi fenomena alam yang langka ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Lulus Suprayitno yang meninjau lokasi retakan menyampaikan, pihaknya belum bisa memastikan apakan fenomena tersebut retakan atau patahan. Dalam waktu dekat BPBD akan meminta bantuan ahli geologi untuk meneliti lebih lanjut fenomena tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dulu dengan Dinas Energi Sumberdaya Mineral dan Pertambangan Provinsi Jawa Tengah untuk meneliti lebih jauh fenomena alam ini, agar kami dapat melakukan langkah-langkah berikutnya dan mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi," tambah Lulus. Â
Â
Sementara itu, fenomena serupa juga terjadi di Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji; Desa Kepok, Kecamatan Bangsri; Desa Tempur di Kecamatan Keling. Semuanya berada di Kabupaten Jepara dan di lereng gunung Muria. (Ein/Ism)
Baca juga:
Menurut Sagiman (44) warga Sukodono, awalnya retakan terjadi pada Sabtu 18 Januari 2014 malam dan tak begitu lebar. Namun seiring curah hujan yang tinggi, retakan itu terus bertambah lebar dan dalam.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (28/1/2014)Â lebar retakan telah mencapai lebih dari 10 meter dan kedalaman hingga 8 meter dengan panjang retakan mencapai 700 meter.
"Efek yang pasti, akibat fenomena alam retakan tanah ini sedikitnya 5 hektar sawah warga yang saat ini ditanami kacang dan jagung terancam pengairannya," kata Sagiman.
Ternyata retakan itu juga sampai masuk kampung dan mengancam rumah Abdul Ghofur (33), warga RT 1 RW 2 Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Retakan di samping hingga belakang rumah ini, sebenarnya saluran air yang kecil, namun kini makin membesar.
"Mas Ghofur sudah mengungsi ke rumah saudaranya, perabotan rumah tangga juga sudah diamankan. Khawatir jika sewaktu-waktu rumahnya roboh karena pondasi rumah sudah menggantung," tambah Sagiman.
Kini, area di sepanjang retakan oleh warga diberi tanda pembatas dengan tali plastik. Itu mengingat lokasi retakan berdekatan dengan pemukiman warga dan sirkuit balap sepeda.
Menghadapi fenomena alam yang langka ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Lulus Suprayitno yang meninjau lokasi retakan menyampaikan, pihaknya belum bisa memastikan apakan fenomena tersebut retakan atau patahan. Dalam waktu dekat BPBD akan meminta bantuan ahli geologi untuk meneliti lebih lanjut fenomena tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dulu dengan Dinas Energi Sumberdaya Mineral dan Pertambangan Provinsi Jawa Tengah untuk meneliti lebih jauh fenomena alam ini, agar kami dapat melakukan langkah-langkah berikutnya dan mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi," tambah Lulus. Â
Â
Sementara itu, fenomena serupa juga terjadi di Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji; Desa Kepok, Kecamatan Bangsri; Desa Tempur di Kecamatan Keling. Semuanya berada di Kabupaten Jepara dan di lereng gunung Muria. (Ein/Ism)
Baca juga:
Banjir Parah, Jalur Demak-Kudus Ditutup
Banjir 3 Meter, Jepara, Pati, dan Kudus Evakuasi Besar-besaran
12 Orang Tewas Akibat Longsor di Kudus