Anies Baswedan menerima pinangan Partai Demokrat untuk ikut dalam Konvensi Calon Presiden. Tidak mudah untuk memutuskan menerima atau menolak pinangan tersebut. Butuh pertimbangan matang.
"Saya diundang, sudah lama ya sebetulnya, sampai bulan puasa, kemudian bicara dan saya bilang akan pertimbangkan," kata Anies saat berkunjung ke kantor Redaksi Liputan6.com di SCTV Tower Jakarta, Selaas (28/1/2014).
Menurut Anies, konvensi yang digelar Partai Demokrat merupakan cara modern untuk menentukan calon presiden. Partai lain bahkan harus meniru mekanisme ini untuk menentukan calon presiden mereka.
"Harusnya partai-partai membicarakan mekanisme rekrutmen, apa pun namanya, ada yang menyebut konvensi, pemilu rakyat, macam-macam. Intinya ada proses, dan saya melihat proses ini adalah proses yang baik," tutur Anies.
Anies sadar partai yang meminangnya itu tengah jeblok elektabilitasnya. Namun, turunnya elektabilitas Partai Demokrat tidak membuat Anies surut langkah. Dia memutuskan untuk tetap ikut konvensi.
"Memang partainya, popularitasnya sedang menurun, tapi saya tidak mau mengambil keputusan berdasarkan popularitas, karena di seluruh dunia partai pemerintah itu di mana-mana pasti mengalami krisis popularitas," ujar dia.
Akhirnya Anies menerima pinangan Demokrat. Pertimbangannya, dia yakin punya gagasan. Anies juga yakin bisa menjalani proses pemilihan calon presiden ini dengan baik.
Selain itu, Anies juga ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa membuat perubahan tidak bisa dilakukan hanya dengan berangan-angan. Perubahan hanya datang apabila mau berkeringat atau terlibat membuat kebijakan.
"Di situ kemudian saya mengatakan, undangan ini membuat hukum bagi saya itu berubah. Kalau saya terima, artinya saya ikut tanggung jawab. Ini kan bukan untuk ngurusin partai, ini untuk ngurusin pemerintah," kata dia.
"Kalau saya menolak artinya saya tidak mau ikut tanggung jawab, saya mau di luar saja, saya mau nonton saja," lanjut Anies. (Eks/Ism)
"Saya diundang, sudah lama ya sebetulnya, sampai bulan puasa, kemudian bicara dan saya bilang akan pertimbangkan," kata Anies saat berkunjung ke kantor Redaksi Liputan6.com di SCTV Tower Jakarta, Selaas (28/1/2014).
Menurut Anies, konvensi yang digelar Partai Demokrat merupakan cara modern untuk menentukan calon presiden. Partai lain bahkan harus meniru mekanisme ini untuk menentukan calon presiden mereka.
"Harusnya partai-partai membicarakan mekanisme rekrutmen, apa pun namanya, ada yang menyebut konvensi, pemilu rakyat, macam-macam. Intinya ada proses, dan saya melihat proses ini adalah proses yang baik," tutur Anies.
Anies sadar partai yang meminangnya itu tengah jeblok elektabilitasnya. Namun, turunnya elektabilitas Partai Demokrat tidak membuat Anies surut langkah. Dia memutuskan untuk tetap ikut konvensi.
"Memang partainya, popularitasnya sedang menurun, tapi saya tidak mau mengambil keputusan berdasarkan popularitas, karena di seluruh dunia partai pemerintah itu di mana-mana pasti mengalami krisis popularitas," ujar dia.
Akhirnya Anies menerima pinangan Demokrat. Pertimbangannya, dia yakin punya gagasan. Anies juga yakin bisa menjalani proses pemilihan calon presiden ini dengan baik.
Selain itu, Anies juga ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa membuat perubahan tidak bisa dilakukan hanya dengan berangan-angan. Perubahan hanya datang apabila mau berkeringat atau terlibat membuat kebijakan.
"Di situ kemudian saya mengatakan, undangan ini membuat hukum bagi saya itu berubah. Kalau saya terima, artinya saya ikut tanggung jawab. Ini kan bukan untuk ngurusin partai, ini untuk ngurusin pemerintah," kata dia.
"Kalau saya menolak artinya saya tidak mau ikut tanggung jawab, saya mau di luar saja, saya mau nonton saja," lanjut Anies. (Eks/Ism)