Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai mulai membaca peta politik untuk Pemilu 2014. Karena itulah Presiden PKS Anis Matta mulai bermanuver alias bergerak ke mana-mana. Salah satunya dengan mengunjungi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical, dan akan dilanjutkan dengan ketua umum partai lainnya.
"Ya menjajaki, kan kondisi selalu berubah, jadi untuk mengendus perubahan itu dengan proaktif lebih awal. Karena PKS tidak jadi partai besar," kata pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ziti Zuhro kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Menurut Siti, PKS juga berusaha memetakan politik kalau Golkar dan PDIP jika nanti berhadapan langsung. Apa dampak dan risiko bila Golkar memenangkan Pileg, atau begitu pula kalau partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri memenangi Pileg 2014.
"Kalaupun misalnya PDIP menang, kan berarti dia bukan oposisi lagi, ya nanti PKS bergabung. Tidak banyak perubahan yang digunakan PKS," kata dia.
Dia juga mengatakan, selain PKS, ada pula Partai Demokrat yang mulai bersiap dengan Pemilu 2014. Dengan adanya konvensi Partai Demokrat, beberapa pesertanya mulai mencari pencitraan.
Pencitraan itu, kata dia, tidak lepas dengan pengkaderan Partai Demokrat. Ini karena ketika peserta konvensi ke lapangan, mereka mengenakan atribut dari Demokrat.
Dangerous Game
Presiden PKS Anis Matta mengaku melakukan silaturahmi politik seiring dengan makin dekatnya jadwal Pemilu 2014. Setelah sebelumnya bertemu dengan Ical, dalam waktu dekat Anis akan bertemu Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
"Saya mulai dengan Bang Ical karena ada kedekatan dengan beliau. Kita insya Allah dalam waktu dekat dengan Wiranto," ujar Anis di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 28 Januari 2014.
Setelah Wiranto, Anis menjadwalkan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Anis, pertemuan politik dapat mengubah pola pikir bahwa politik itu licik dan menghalalkan segala cara.
"Kita juga mau ketemu Bu Mega. Kita harus ubah politik sekarang dari dangerous game jadi atraktif. Lucu, seru, tapi nggak membahayakan. Jadinya asyik-asyik saja, menang-kalah biasa," terang Anis. (Mvi/Sss)
Baca juga:
"Ya menjajaki, kan kondisi selalu berubah, jadi untuk mengendus perubahan itu dengan proaktif lebih awal. Karena PKS tidak jadi partai besar," kata pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ziti Zuhro kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Menurut Siti, PKS juga berusaha memetakan politik kalau Golkar dan PDIP jika nanti berhadapan langsung. Apa dampak dan risiko bila Golkar memenangkan Pileg, atau begitu pula kalau partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri memenangi Pileg 2014.
"Kalaupun misalnya PDIP menang, kan berarti dia bukan oposisi lagi, ya nanti PKS bergabung. Tidak banyak perubahan yang digunakan PKS," kata dia.
Dia juga mengatakan, selain PKS, ada pula Partai Demokrat yang mulai bersiap dengan Pemilu 2014. Dengan adanya konvensi Partai Demokrat, beberapa pesertanya mulai mencari pencitraan.
Pencitraan itu, kata dia, tidak lepas dengan pengkaderan Partai Demokrat. Ini karena ketika peserta konvensi ke lapangan, mereka mengenakan atribut dari Demokrat.
Dangerous Game
Presiden PKS Anis Matta mengaku melakukan silaturahmi politik seiring dengan makin dekatnya jadwal Pemilu 2014. Setelah sebelumnya bertemu dengan Ical, dalam waktu dekat Anis akan bertemu Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
"Saya mulai dengan Bang Ical karena ada kedekatan dengan beliau. Kita insya Allah dalam waktu dekat dengan Wiranto," ujar Anis di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 28 Januari 2014.
Setelah Wiranto, Anis menjadwalkan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Anis, pertemuan politik dapat mengubah pola pikir bahwa politik itu licik dan menghalalkan segala cara.
"Kita juga mau ketemu Bu Mega. Kita harus ubah politik sekarang dari dangerous game jadi atraktif. Lucu, seru, tapi nggak membahayakan. Jadinya asyik-asyik saja, menang-kalah biasa," terang Anis. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Usai Datangi Ical, Anis Matta Segera Temui Wiranto dan Megawati
Modal  Pengemudi `Bentor`Jadi Caleg PKS: Nekat
Baca Juga
Pemilu 2014, PKS Siap Koalisi dengan Golkar?
Advertisement