Liputan6.com, Gunung Kidul: Memasuki musim kemarau, sebagian warga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut pemantauan SCTV baru-baru ini, warga antre mengambil air bersih di gua atau sungai di wilayah selatan Kabupaten Gunung Kidul. Mereka terpaksa mendatangi lokasi ini, meski jarak tempuhnya cukup jauh karena tidak mampu membeli air bersih seharga Rp 50 ribu per tangki.
Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul mengaku belum dapat mendistribusikan air bersih secara cuma-cuma karena keterbatasan dana. Selain itu, krisis air dinilai masih belum parah. Rencananya, program distribusi air bersih gratis baru akan dilakukan pada Juli mendatang.
Berdasarkan pemantauan Tim Penanggulangan Kekeringan Pemkab Gunung Kidul, tercatat ada 11 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Di sebelas kecamatan itu terdapat 51 desa dan 322 dusun dengan jumlah penduduk mencapai 37.930 kepala keluarga atau tepatnya 132.625 jiwa. Wilayah yang terparah adalah Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tanjungsari, dan sebagian Kecamatan Purwosari.
Krisis air di Kabupaten Gunung Kidul terjadi hampir setiap tahun. Pada 2003, ratusan hektare tanaman tembakau pun tak dapat dipanen menyusul kemarau panjang [baca: Petani Tembakau Gunung Kidul-Bantul Krisis Air]. Selain terlihat kerdil karena cuma setinggi 0,5 meter, daun tanaman tersebut juga berkerut dan berwarna kekuning-kuningan. Memang para petani pernah membuat sejumlah sumur resapan untuk memenuhi kebutuhan air. Tapi debit air sumur menyusut sehingga tak cukup untuk mengairi tanaman.(ZAQ/Wiwiek Susilo)
Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul mengaku belum dapat mendistribusikan air bersih secara cuma-cuma karena keterbatasan dana. Selain itu, krisis air dinilai masih belum parah. Rencananya, program distribusi air bersih gratis baru akan dilakukan pada Juli mendatang.
Berdasarkan pemantauan Tim Penanggulangan Kekeringan Pemkab Gunung Kidul, tercatat ada 11 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Di sebelas kecamatan itu terdapat 51 desa dan 322 dusun dengan jumlah penduduk mencapai 37.930 kepala keluarga atau tepatnya 132.625 jiwa. Wilayah yang terparah adalah Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tanjungsari, dan sebagian Kecamatan Purwosari.
Krisis air di Kabupaten Gunung Kidul terjadi hampir setiap tahun. Pada 2003, ratusan hektare tanaman tembakau pun tak dapat dipanen menyusul kemarau panjang [baca: Petani Tembakau Gunung Kidul-Bantul Krisis Air]. Selain terlihat kerdil karena cuma setinggi 0,5 meter, daun tanaman tersebut juga berkerut dan berwarna kekuning-kuningan. Memang para petani pernah membuat sejumlah sumur resapan untuk memenuhi kebutuhan air. Tapi debit air sumur menyusut sehingga tak cukup untuk mengairi tanaman.(ZAQ/Wiwiek Susilo)