Liputan6.com, Jakarta: Kampanye Pemilihan Umum Eksekutif telah usai, Kamis (1/7). Pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan calon wakil presiden Jusuf Kalla menargetkan perolehan suara sebanyak 40 persen setelah selama satu bulan melakukan kampanye. Mereka optimistis mendapat dukungan besar dengan semboyan "Perubahan menuju Indonesia yang Aman, Adil, dan Sejahtera". SCTV merangkum sekelumit perjalanan kampanye Yudhoyono-Jusuf Kalla, baru-baru ini.
Tidak hanya jargon itu yang diusung. Lagu Pelangi di Matamu karya kelompok musik Jamrud yang kerap dinyanyikan SBY---panggilan akrab Yudhoyono seolah mencerminkan cita-citanya. Tembang itu juga dinilai menarik pemilih pemula [baca: SBY: Tak Ada Diskriminasi Jika Terpilih]. Apalagi, SBY sempat satu panggung menyanyikan lagu Pelangi di Matamu bersama Grup Jamrud di Jakarta.
Namun tak semua masa kampanye dilalui SBY-JK dengan mulus. Berbagai berita miring sempat diembuskan lawan politiknya, terutama isu kristenisasi dalam tubuh Partai Demokrat yang diusungnya. Dengan tenang alumni Akabri angkatan 1973 itu, justru menjawabnya dengan fakta bahwa dari 57 calon anggota legislatif Partai Demokrat yang terpilih, 43 di antaranya beragama Islam [baca: SBY: Tak Ada Kristenisasi dalam Partai Demokrat]. SBY pun mengajak lawannya berpolitik secara bersih.
Sejak awal kampanye, SBY-JK selalu optimistis dapat lolos ke tahap selanjutnya. Alasannya, mereka merasa bersih dari korupsi dan mampu mengatasi konflik di Tanah Air. Keyakinan SBY dilontarkan saat ia melakukan kampanye perdana di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan [baca: Kursi SBY Ambruk Saat Berdialog di Unhas].
Sementara di daerah konflik Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, SBY kembali mengangkat masalah pemberantasan korupsi dan penegakan hukum. Isu ini dikemukakan saat berdialog dengan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Aceh [baca: SBY Berkampanye di Aceh]. Bapak yang memiliki dua ini menyatakan penanganan konflik Aceh harus terpadu di segala sektor. Dengan segala janji SBY, mampukah dia dan Jusuf Kalla merealisasikannya jika terpilih sebagai presiden.(YAN/Esther Mulyanie dan Dwi Nindyas)
Tidak hanya jargon itu yang diusung. Lagu Pelangi di Matamu karya kelompok musik Jamrud yang kerap dinyanyikan SBY---panggilan akrab Yudhoyono seolah mencerminkan cita-citanya. Tembang itu juga dinilai menarik pemilih pemula [baca: SBY: Tak Ada Diskriminasi Jika Terpilih]. Apalagi, SBY sempat satu panggung menyanyikan lagu Pelangi di Matamu bersama Grup Jamrud di Jakarta.
Namun tak semua masa kampanye dilalui SBY-JK dengan mulus. Berbagai berita miring sempat diembuskan lawan politiknya, terutama isu kristenisasi dalam tubuh Partai Demokrat yang diusungnya. Dengan tenang alumni Akabri angkatan 1973 itu, justru menjawabnya dengan fakta bahwa dari 57 calon anggota legislatif Partai Demokrat yang terpilih, 43 di antaranya beragama Islam [baca: SBY: Tak Ada Kristenisasi dalam Partai Demokrat]. SBY pun mengajak lawannya berpolitik secara bersih.
Sejak awal kampanye, SBY-JK selalu optimistis dapat lolos ke tahap selanjutnya. Alasannya, mereka merasa bersih dari korupsi dan mampu mengatasi konflik di Tanah Air. Keyakinan SBY dilontarkan saat ia melakukan kampanye perdana di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan [baca: Kursi SBY Ambruk Saat Berdialog di Unhas].
Sementara di daerah konflik Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, SBY kembali mengangkat masalah pemberantasan korupsi dan penegakan hukum. Isu ini dikemukakan saat berdialog dengan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Aceh [baca: SBY Berkampanye di Aceh]. Bapak yang memiliki dua ini menyatakan penanganan konflik Aceh harus terpadu di segala sektor. Dengan segala janji SBY, mampukah dia dan Jusuf Kalla merealisasikannya jika terpilih sebagai presiden.(YAN/Esther Mulyanie dan Dwi Nindyas)