Teka-teki pembunuhan Feby Lorita, wanita yang jasadnya ditemukan di dalam bagasi mobil Nissan March di depan TPU Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, terkuak sudah. Polisi membekuk 2 tersangka, Edo dan Daniel, yang masih kakak-beradik. Edo menjadi eksekutor, Daniel diduga membantu memasukkan jasad Feby ke dalam mobil.
Pembunuhan itu bermula saat Edo yang bernama lengkap Assido Hamonangan Simangunsong bertemu dengan Feby Lorita pada Selasa 21 Januari 2014. Keduanya berjalan-jalan dengan menggunakan mobil. Di dalam mobil milik Feby itu, Edo menyatakan rasa cintanya kepada Feby.
"Bermula pada tanggal 21 Januari 2014 korban dan pelaku ini bertemu dan jalan-jalan. Di dalam mobil itu pelaku mau menyampaikan hasratnya atau cintanya," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni di kantornya, Senin (3/2/2014).
Rasa cinta itu diungkapkan saat keduanya berada di flyover UKI Cawang, Jakarta Timur. Namun sayang, cinta itu bertepuk sebelah tangan. Feby menolak karena Edo sudah punya pasangan. "Bahwa korbannya tahu kalau Edo punya pacar. Kemudian bertengkar dengan kata-kata kasar dan dipukul korbannya," tambah Mulyadi.
Tak hanya kata-kata kasar, pertengkaran itu juga menggunakan kekerasan fisik. Menurut Mulyadi, Edo memukul wajah Feby sebanyak 2 kali di dalam mobil. "Si korban sempat dipukul 2 kali dan di-uppercut oleh pelaku yang mengakibatkan gigi dari korban lepas," ucap dia.
Dianiaya, Feby mengancam melaporkan Edo ke polisi. Mendapat ancaman itu, Edo kemudian merayu Feby untuk membatalkan niatnya itu. "Sehingga korban ini luluh. Dan pelaku membawa korban ke rumah saudaranya di Bojong Gede, Depok," jelas Mulyadi.
Sampailah mobil yang ditumpangi itu di rumah saudara Edo. Jarum jam menunjuk pukul 23.00 WIB. Namun, beberapa saat berada di rumah berukuran 6x6 meter itu, Edo dan Feby kembali terlibat cekcok.
Cekcok itu terjadi kala jarum jam menunjukkan pukul 03.00 WIB, Rabu dinihari 22 Januari. Pertengkaran itu terjadi saat Edo bertanya kepada Feby yang hendak ke kamar mandi. Mulyadi mengatakan, Edo curiga Feby akan kabur.
"Korban ini awalnya mau ke kamar mandi, tapi ditanya oleh si pelaku karena curiga bakal kabur ini korban. Tahunya langsung cekcok keduanya," ujarnya.
Edo naik pitam. Ditambah lagi Feby Lorita melemparnya dengan telepon selular dan mencakarnya. "Langsung emosi dicekik korban sampai lemas. Kemudian diambil pisau dan korban ditusuk di bagian leher sehingga urat nadi di leher korban putus," ungkap Mulyadi.
Edo membenarkan cerita Mulyadi itu. Dia merasa kesal karena wajahnya dilempar telepon selular. "Dia ngelempar handphone, saya dicakar juga dan dipukul sama korban. Akhirnya saya cekik sampai mati. Terus saya tusuk lehernya pake pisau dapur," ucap Edo. (Eks/Sss)
Baca juga:
Usai Bunuh Feby Lorita, Edo Kabur ke Rumah Opungnya
Pembunuh Feby Lorita: Saya Dilempari HP dan Dicakar
Diajak Menginap, Feby Lorita Dibunuh Edo di Bojong Gede
Pembunuhan itu bermula saat Edo yang bernama lengkap Assido Hamonangan Simangunsong bertemu dengan Feby Lorita pada Selasa 21 Januari 2014. Keduanya berjalan-jalan dengan menggunakan mobil. Di dalam mobil milik Feby itu, Edo menyatakan rasa cintanya kepada Feby.
"Bermula pada tanggal 21 Januari 2014 korban dan pelaku ini bertemu dan jalan-jalan. Di dalam mobil itu pelaku mau menyampaikan hasratnya atau cintanya," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni di kantornya, Senin (3/2/2014).
Rasa cinta itu diungkapkan saat keduanya berada di flyover UKI Cawang, Jakarta Timur. Namun sayang, cinta itu bertepuk sebelah tangan. Feby menolak karena Edo sudah punya pasangan. "Bahwa korbannya tahu kalau Edo punya pacar. Kemudian bertengkar dengan kata-kata kasar dan dipukul korbannya," tambah Mulyadi.
Tak hanya kata-kata kasar, pertengkaran itu juga menggunakan kekerasan fisik. Menurut Mulyadi, Edo memukul wajah Feby sebanyak 2 kali di dalam mobil. "Si korban sempat dipukul 2 kali dan di-uppercut oleh pelaku yang mengakibatkan gigi dari korban lepas," ucap dia.
Dianiaya, Feby mengancam melaporkan Edo ke polisi. Mendapat ancaman itu, Edo kemudian merayu Feby untuk membatalkan niatnya itu. "Sehingga korban ini luluh. Dan pelaku membawa korban ke rumah saudaranya di Bojong Gede, Depok," jelas Mulyadi.
Sampailah mobil yang ditumpangi itu di rumah saudara Edo. Jarum jam menunjuk pukul 23.00 WIB. Namun, beberapa saat berada di rumah berukuran 6x6 meter itu, Edo dan Feby kembali terlibat cekcok.
Cekcok itu terjadi kala jarum jam menunjukkan pukul 03.00 WIB, Rabu dinihari 22 Januari. Pertengkaran itu terjadi saat Edo bertanya kepada Feby yang hendak ke kamar mandi. Mulyadi mengatakan, Edo curiga Feby akan kabur.
"Korban ini awalnya mau ke kamar mandi, tapi ditanya oleh si pelaku karena curiga bakal kabur ini korban. Tahunya langsung cekcok keduanya," ujarnya.
Edo naik pitam. Ditambah lagi Feby Lorita melemparnya dengan telepon selular dan mencakarnya. "Langsung emosi dicekik korban sampai lemas. Kemudian diambil pisau dan korban ditusuk di bagian leher sehingga urat nadi di leher korban putus," ungkap Mulyadi.
Edo membenarkan cerita Mulyadi itu. Dia merasa kesal karena wajahnya dilempar telepon selular. "Dia ngelempar handphone, saya dicakar juga dan dipukul sama korban. Akhirnya saya cekik sampai mati. Terus saya tusuk lehernya pake pisau dapur," ucap Edo. (Eks/Sss)
Baca juga:
Usai Bunuh Feby Lorita, Edo Kabur ke Rumah Opungnya
Pembunuh Feby Lorita: Saya Dilempari HP dan Dicakar
Diajak Menginap, Feby Lorita Dibunuh Edo di Bojong Gede