Sukses

Semarang Banjir, Penumpang Kereta Melonjak

KA eksekutif yang biasanya okupansi penumpangnya hanya 70 persen, saat terjadi banjir meningkat menjadi 80 hingga 90 persen.

Banjir yang menggenangi kota Semarang, Jawa Tengah, beberapa hari lalu justru menambah keuntungan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Keuntungan itu didapat dari naiknya jumlah penumpang.

"Kemungkinan karena jalur pantura lumpuh, mungkin juga karena banyak jalan yang rusak sehingga memilih naik Kereta Api," kata Humas PT KAI Daop IV, Eko Budiyanto, Semarang, Jumat (7/2/2014).

Eko mengatakan, terjadi kenaikan jumlah penumpang saat terjadi banjir mencapai 20 persen. KA eksekutif yang biasanya okupansi penumpangnya hanya 70 persen, saat terjadi banjir meningkat menjadi 80 hingga 90 persen.

"Alhamdulillah, tidak ada yang membatalkannya, mungkin karena sudah tahu keadaannya sehingga rela menunggu meski terlambat," kata Eko.

Meski mengalami peningkatan pendapatan, ternyata ada kerugian lain yang sifatnya non-materiil. Menurut Eko, kerugian yang paling dirasakan adalah kerugian waktu karena sejumlah kereta mengalami keterlambatan.

"Kereta harus jalan 5 km/jam saat melewati genangan air, lalu ada kereta yang harus memutar lewat jalur Selatan. Itu kerugian kami," katanya.

Rel Ganda

Antisipasi jalur kereta yang lumpuh akibat banjir, PT KAI Daops IV mulai mengoperasikan jalur ganda. Jalur ganda dari Pekalongan-Semarang sepanjang 90 km ini, dibangun lebih tinggi dari rel lama.

"Tinggi jalur rel ganda dibandingkan rel lama bervariasi bahkan ada yang lebih tinggi 1,2 meter," kata Sutrisno, Kuasa Anggaran Satuan Kerja Pengembangan Prasarana Kereta Api Jawa Tengah, usai switch over jalur rel ganda Stasiun Poncol-Stasiun Tawang Semarang, Jumat (7/2/2014).

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir hingga 50 tahun mendatang. Sementara, Eko menyebutkan selain pembangunan rel ganda, upaya peninggian rel juga sebagai salah satu upaya mengantisipasi banjir.

Pada rel ganda yang baru, yakni yang berada di Stasiun Tawang ternyata masih tetap terendam air. "Karena terkendala tinggi atap stasiun, jadi peninggian menjadi terbatas. Kalau dipaksa ditinggikan lagi nanti KA Barang Jumbo yang melintas bisa menyenggol atap," kata Eko.

Saat banjir terjadi, ada tiga titik jalur rel yang terendam air. Masing-masing di  Kalibodri, Jrakah-Mangkang, dan Tawang. Bahkan saat air menggenang rel di Tawang, jalur rel ganda yang ketika itu belum resmi di switch over digunakan dalam keadaan darurat.

Usai pengaktifan rel ganda antara stasiun Poncol-Tawang sepanjang 1,7 km, segera menyusul pengaktifan rel ganda antara Weleri-Ujungnegoro dan yang paling terakhir adalah Stasiun Jrakah-Poncol.

Sebelumnya Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menargetkan agar rel ganda selesai akhir Maret 2014 mendatang. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat bisa memanfatkan kereta api sebagai sarana alternatif ketika pantura lumpuh akibat bencana. (Ism/Yus)