Warga Puncak Jaya, Papua kembali diteror. Sebuah rumah adat (Honay) yang didalamnya dihuni oleh puluhan jiwa sedikitnya 50 orang, dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menamakan diri kelompok Yambi, pimpinan berinisial LT.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartoni mengatakan, peristiwa itu terjadi di Kampung Kurilik, Puncak Jaya, Papua, Jumat (7/2/2014) pukul 07.00 waktu setempat.
"Kejadian itu bermula dari berbagai ancaman terhadap masyarakat Kurilik diduga oleh kelompok Yambi di pimpin oleh LT. Ancaman itu agar masyarakat mendukung kegiatannya (Kelompok Yambi). Mereka memeras masyarakat dan mengancam," kata Sulistyo dalam keterangan tertulisnya, kepada Liputan6.com, Jumat malam tadi.
Sulistyo Pudjo Hartoni menuturkan, meski penuh ancaman masyarakat tetap tidak melayani kelompok itu. Akibatnya, Honay mereka dibakar. Masyarakat disana pun melapor ke Polres Puncak Jaya.
"Bersama tim Brimob serta di bantu TNI sekitar 40 personel serta masyarakat yang melapor, maka pada pukul 08.20 WIT mereka menuju ke TKP dipimpin oleh Kapolres Puncak Jaya. AKBP Marselis dengan 5 mobil," tutur dia.
Belum sampai di lokasi kejadian, tim gabungan keamanan itu pun ditembak kelompok bersenjata, tak jauh dari pos Kurilik. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIT menuju TKP. Tak ayal terjadi baku tembak sekitar 1 jam dari pukul 10.30 - 11.30 WIT.
"Dari Polri, TNI dan masyarakat yang mendukung aparat gabungan itu tidak terdapat korban jiwa . Sedang korban dari pihak lawan belum diketahui. Tapi rumah masyarakat itu pun habis terbakar oleh kelompok tersebut," ungkap dia sembari menambahkan akibat baku tembak itu, kaca pada mobil aparat pun tertembus peluru.
Dari laporan beberapa saksi diperoleh informasi, yang membakar adalah LM yang diperintahkan oleh LT.
Masyarakat Puncak Jaya mengutuk kelompok KKB dipimpin oleh LT yang kerap melakukan teror secara sistematis kepada masyarakat agar mendukung kegiatannya dengan ancaman harta benda ataupun nyawa.
"Dari kejadian itu terbukti bahwa memang KKB benar-benar menjadi ancaman laten bagi rakyat dan pembangunan. Karena proses pembangunan yang di lakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Gubernur, Bupati dan unsur muspida lainnya di delegitimasi kegiatan pemerintah dengan sabotase transportasi baik darat atau udara serta sarana milik masyarakat," tandas dia. (Mvi)
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartoni mengatakan, peristiwa itu terjadi di Kampung Kurilik, Puncak Jaya, Papua, Jumat (7/2/2014) pukul 07.00 waktu setempat.
"Kejadian itu bermula dari berbagai ancaman terhadap masyarakat Kurilik diduga oleh kelompok Yambi di pimpin oleh LT. Ancaman itu agar masyarakat mendukung kegiatannya (Kelompok Yambi). Mereka memeras masyarakat dan mengancam," kata Sulistyo dalam keterangan tertulisnya, kepada Liputan6.com, Jumat malam tadi.
Sulistyo Pudjo Hartoni menuturkan, meski penuh ancaman masyarakat tetap tidak melayani kelompok itu. Akibatnya, Honay mereka dibakar. Masyarakat disana pun melapor ke Polres Puncak Jaya.
"Bersama tim Brimob serta di bantu TNI sekitar 40 personel serta masyarakat yang melapor, maka pada pukul 08.20 WIT mereka menuju ke TKP dipimpin oleh Kapolres Puncak Jaya. AKBP Marselis dengan 5 mobil," tutur dia.
Belum sampai di lokasi kejadian, tim gabungan keamanan itu pun ditembak kelompok bersenjata, tak jauh dari pos Kurilik. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIT menuju TKP. Tak ayal terjadi baku tembak sekitar 1 jam dari pukul 10.30 - 11.30 WIT.
"Dari Polri, TNI dan masyarakat yang mendukung aparat gabungan itu tidak terdapat korban jiwa . Sedang korban dari pihak lawan belum diketahui. Tapi rumah masyarakat itu pun habis terbakar oleh kelompok tersebut," ungkap dia sembari menambahkan akibat baku tembak itu, kaca pada mobil aparat pun tertembus peluru.
Dari laporan beberapa saksi diperoleh informasi, yang membakar adalah LM yang diperintahkan oleh LT.
Masyarakat Puncak Jaya mengutuk kelompok KKB dipimpin oleh LT yang kerap melakukan teror secara sistematis kepada masyarakat agar mendukung kegiatannya dengan ancaman harta benda ataupun nyawa.
"Dari kejadian itu terbukti bahwa memang KKB benar-benar menjadi ancaman laten bagi rakyat dan pembangunan. Karena proses pembangunan yang di lakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Gubernur, Bupati dan unsur muspida lainnya di delegitimasi kegiatan pemerintah dengan sabotase transportasi baik darat atau udara serta sarana milik masyarakat," tandas dia. (Mvi)