Sukses

Wakasal: Meski Diprotes, Nama KRI Usman Harun Sudah Final

"Kami tidak ada masalah," tegas Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Hari Bowo.

Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Hari Bowo mengatakan, penamaan Kapal Republik Indonesia (KRI) Usman Harun yang segera memperkuat armada matra kerjanya sudah final, meski mendapat protes dari Singapura.

"Penamaan sudah final. Kami tidak ada masalah," ujar Hari, usai menghadiri peresmian KN Kuda Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) di Batam, Sabtu (8/2/2014).

Ia mengatakan, KRI Usman Harun akan digunakan untuk Armada RI Kawasan Timur (Armatim), namun bisa juga dioperasikan untuk pengamanan seluruh wilayah perairan Indonesia.

"Akan ditempatkan di armada wilayah Timur. Namun, bisa beroperasi di seluruh wilayah," katanya.

Bagi TNI AL, tidak ada masalah meski Singapura keberatan atas penamaan kapal tersebut.

Pemerintah Singapura beberapa waktu lalu menyatakan keprihatinannya atas penamaan KRI Usman Harun karena dikaitkan dengan konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia tahun 1962-1966.

Akibat konfrontasi tersebut, pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando atau KKO (kini Marinir) Indonesia, yakni Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House, Orchard Road, Singapura, yang menewaskan 3 orang dan melukai 33 lainnya.

Gabungan dua nama Usman dan Harun inilah yang saat ini dipakai sebagai nama kapal Angkatan Laut yang baru. (Ant/Ali/Ein)

Baca juga:

Lee Kuan Yew: `Dipaksa` Kunjungi Makam Prajurit Indonesia (4)
Penamaan Usman-Harun Sesuai Prosedur, RI Tak Perlu Menjelaskan
Protes Nama KRI Usman-Harun, Singapura Dinilai Buta Sejarah