Sukses

Survei: Capres Muda `Obat Penawar` Masyarakat di 2014

Puskapdhem-Unnes menilai hadirnya wajah-wajah baru dipentas politik nasional dalam Pilpres 2014 mendatang menjadi 'obat penawar' masyarakat.

Pusat Kajian Pacasila, Hukum, dan Demokrasi, Universitas Negeri Semarang (Puskaphdem-Unnes) merilis hasil survei terbaru untuk menakar potensi modal sosial dan politik tehadap capres muda dalam Pilpres 2014.

Hasilnya, tokoh-tokoh muda yang dimiliki partai politik memiliki momentum yang sangat tepat untuk maju dalam Pilpres 2014. Sebab, nama-nama tokoh muda dapat menjadi capres alternatif bagi masyarakat Indonesia di tengah munculnya tokoh-tokoh lama yang kembali mencapreskan diri.

"Di tengah keinginan masyarakat terhadap tokoh muda untuk maju, seharusnya parpol yang memiliki kader-kader yang di gadang sebagai tokoh muda harus bisa memanfaatkan momentum Pilpres 2014," kata Direktur Puskapdhem-Unnes Arif Hidayat saat merilis hasil surveinya di Grand Melia Hotel, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2014).

Lebih lanjut Arif menjelaskan, dalam Pilpres 2014 ini, capres muda dapat menjadi 'obat penawar' bagi masyarakat terhadap calon pemimpin yang itu-itu saja yang ditawarkan oleh partai politik. Karena itu, dia mengharapkan agar partai politik peserta pemilu 2014 dapat memunculkan kader-kader muda potensialnya dalam Pilpres 2014 mendatang.

"Hadirnya wajah-wajah baru dipentas politik nasional dalam pilpres sebagai 'obat penawar' sebagai kejenuhan politik dari tokoh-tokoh lama," tandasnya.

Survei tersebut dilaksanakan pada 3 Januari hingga 9 Februari 2014 dengan proses wawancara tatap muka. Survei tersebut juga dilakukan di 32 Provinsi dengan jumlah responden 1070 minimal 17 tahun. Margin of eror 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan untuk uji validasi dilakukan melalui telepon chek dan spot chek dari total sampel. (Adm/Eks)

Baca juga:
Survei LSN: 71,2% Warga Jakarta Tak Setuju Jokowi Jadi Capres
Target 75% Partisipasi, KPU Sosialisasi di Bangku Kereta dan Bus
Survei PDB: Tak Memuaskan, Elektabilitas Jokowi Turun