Hingga kini Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri belum menentukan siapa calon presiden yang akan diusung partainya. Tak cuma Joko Widodo atau Jokowi yang dikabarkan akan maju nyapres, tetapi juga Megawati sendiri.
Direktur Pusat Kajian Pacasila, Hukum, dan Demokrasi (Puskapdhem) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Arif Hidayat menjelaskan, sudah saatnya Megawati harus legowo dengan keadaan yang sekarang. Jika mantan Presiden RI itu tetap bersikeras maju, maka internal PDIP berpotensi mengalami perpecahan.
"Asumsi saya pribadi kalau Mega maju, elektabilitas partainya akan menurun dan terjadi perpecahan di kalangan internal partainya seperti halnya Golkar," kata Arief melalui pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (9/2/2014).
Kenapa? kata dia, sebab berdasarkan hasil survei, tokoh muda dalam bursa capres kali ini lebih berpotensial disukai masyarakat. Bahkan dengan para tokoh muda itu dapat mengurangi angka golput pada Pemilu 2014 nanti.
Lebih jauh Arif memandang, Jokowi memiliki momentum yang tepat untuk maju jadi capres pada tahun ini. Sebab, kalau bukan sekarang, maka Jokowi diprediksi tak punya kesempatan lagi pada waktu mendatang.
"Menurut hemat saya, momentum tidak akan datang 2 kali. Pastinya Jokowi tidak akan bisa menjadi capres di 2019, kecuali ada keajaiban," tandas Arif. (Osc/Riz)
Baca Juga:
Perusak Pos Polisi Bundaran Senayan 3 Orang, Pakai Helm
[VIDEO] Pos Polisi di Banyumas Dirusak Orang Tak Dikenal
Bocah 15 Tahun `Otaki` Pencurian Rumah Kosong
Direktur Pusat Kajian Pacasila, Hukum, dan Demokrasi (Puskapdhem) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Arif Hidayat menjelaskan, sudah saatnya Megawati harus legowo dengan keadaan yang sekarang. Jika mantan Presiden RI itu tetap bersikeras maju, maka internal PDIP berpotensi mengalami perpecahan.
"Asumsi saya pribadi kalau Mega maju, elektabilitas partainya akan menurun dan terjadi perpecahan di kalangan internal partainya seperti halnya Golkar," kata Arief melalui pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (9/2/2014).
Kenapa? kata dia, sebab berdasarkan hasil survei, tokoh muda dalam bursa capres kali ini lebih berpotensial disukai masyarakat. Bahkan dengan para tokoh muda itu dapat mengurangi angka golput pada Pemilu 2014 nanti.
Lebih jauh Arif memandang, Jokowi memiliki momentum yang tepat untuk maju jadi capres pada tahun ini. Sebab, kalau bukan sekarang, maka Jokowi diprediksi tak punya kesempatan lagi pada waktu mendatang.
"Menurut hemat saya, momentum tidak akan datang 2 kali. Pastinya Jokowi tidak akan bisa menjadi capres di 2019, kecuali ada keajaiban," tandas Arif. (Osc/Riz)
Baca Juga:
Perusak Pos Polisi Bundaran Senayan 3 Orang, Pakai Helm
[VIDEO] Pos Polisi di Banyumas Dirusak Orang Tak Dikenal
Bocah 15 Tahun `Otaki` Pencurian Rumah Kosong