Sukses

Ribuan Ontelis `Tentara` dari Berbagai Daerah Gowes di Bali

Ribuan sepeda ontel dari berbagai merek tampak mejeng dan menyesaki areal Lapangan Puputan Badung, Bali.

Ada yang beda di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, Minggu 9 Februari 2013. Pengunjung lapangan di tengah Kota Denpasar itu tampak seperti manusia tempo dulu. Ribuan sepeda ontel dari berbagai merek tampak mejeng dan menyesaki areal lapangan tersebut.

Ontelis, sebutan keren dari para penggemar sepeda tua ini datang dari hampir seluruh wilayah di Indonesia dan berkumpul di Bali. Mereka menggowes langsung sepedanya dari masing-masing daerah menuju Kota Denpasar untuk mengikuti Kongres Sepeda Tua ke-3. Kongres mereka juga berkaitan serangkaian Hut Kota Denpasar ke-226.

Kegiatan karnaval sepeda ontel ini dibuka Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. Walikota asal PDIP itu juga langsung mengikuti karnaval usai mengikuti acara.

Uniknya, peserta yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) ini menggunakan berbagai atribut layaknya zaman kerajaan dan penjajahan. Tidak sedikit mereka yang beratribut ala Bapak Proklamator RI Bung Karno.

Banyak juga yang berpakaian ala tentara Indonesia, tentara Jepang, Belanda, hingga berpakaian ala rakyat jelata. Di samping itu, peserta yang datang dari Banyuwangi, Jember, Madura, Pekalongan, Blitar, Jakarta, Mojokerto, Jombang, Pamekasan, Madiun, Yogyakarta, Solo, Tangerang hingga Lampung dan Kalimantan ini membawa ciri khas pakaian masing-masing daerahnya.

Sesuatu yang menambah menarik dari karnaval ini para ontelis melalui jalur kaya sejarah di Kota Denpasar seperti, Puri Pemecutan hingga Puri Satria Denpasar. Jelajah pusaka ini semakin kental nuansa tempo dulunya.

Sukisno, salah satu peserta mengaku cukup senang mengikuti kegiatan ini. Ia begitu terkesan mengikuti kongres yang dipusatkan di Bali ini. "Saya datang dari Jember bersama 20 orang ontelis lainnya. Saya sangat senang dan terkesan dengan kongres ke-3 yang terselenggara di Bali ini," ungkapnya di Denpasar, Minggu, (9/2/2014).

Beda Sukisno beda pula Fatoni. Pria asal Pontianak ini mengatakan, ia dapat bertukar informasi tentang sepeda tua pada acara yang dihadiri President International Veteran Cycling Association (IVCA), Mr. Jos Rietveld dari Belanda.

Ribuan pesepeda ontel ini tentu saja menarik perhatian warga Kota Denpasar. Hal ini tentu saja menjadi tontonan gratis bagi masyarakat sekitar, karena hal semacam ini jarang ditemui di Kota Denpasar.

Pada acara itu juga dipamerkan sepeda tua dari tahun 1918 hingga tahun 1980. Di acara ini juga dijual sepeda ontel dengan berbagai jenis dan merek. Harganya mencapai taksiran Rp 10-20 juta. "Saya senang atas acara ini. Setidaknya saya mendapat hiburan gratis," ungkap Paysal, warga Kota Denpasar yang tengah asyik menonton pawai ini. (Dan/Riz)