Sukses

Panglima TNI: Saya Tidak Terima Usman-Harun Disebut Teroris

"Saya tidak terima kalau Usman Harun itu dinyatakan sebagai teroris. Orang dia (Usman dan Harun) Marinir kok," kata Jenderal TNI Moeldoko.

Indonesia tidak akan mengubah nama KRI Usman Harun hanya gara-gara diprotes Singapura. Meski Singapura menuding Usman dan Harun sebagai pengebom MacDonald House di Orchad Road pada 10 maret 1965 silam, Indonesia tetap menjadikan keduanya sebagai pahlawan.

"Saya tidak terima kalau Usman-Harun itu dinyatakan sebagai teroris. Mereka (Usman dan Harun) Marinir kok," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko di Jakarta, Senin (10/2/2014).

Memang, Usman dan Harun merupakan anggota Korps Komandi Operasi (KKO-sekarang Marinir) yang dieksekusi gantung oleh Singapura pada 17 Oktober 1968. Mereka dituduh sebagai pengebom MacDonald House yang menyebabkan 3 orang tewas dan 33 lainnya terluka.

Moeldoko menegaskan penyematan Usman dan harun pada kapal perang TNI AL buatan Inggris telah dilakukan melalui diskusi yang panjang. Pemberian nama itu tidak bisa diganggu gugat oleh negara lain. Sebab, di Indonesia Usman dan Harun merupakan pahlawan nasional. "Tidak akan berubah," tegas Moeldoko.

Menurut dia, pemberian nama Usman-Harun pada kapal perang itu bukan untuk membangkitkan emosi warga Singapura. Nama itu dipilih berdasarkan histori yang menempatkan kedua prajurit itu sebagai pahlawan.

Moeldoko menambahkan, sebenarnya konflik Indonesia dan Singapura terkait Usman dan Harun telah usai setelah Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew melakukan tabur bunga di atas pusara Usman dan harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 1970-an yang lampau.

"Secara historikal dalam hubungan atas insiden kejadian Usman-Harun sebenarnya pada tahun 70-an kehadiran Lee Kuan Yew tidak saja menempatkan bunga tapi menabur bunga. Sebenarnya hubungan psikologis sudah dianggap selesai," jelas Moeldoko. (Eks/Ism)

Baca juga:
Singapura Batal Undang TNI, Panglima: Silakan Saja
Panglima TNI: KRI Usman-Harun Bukan untuk Pancing Emosi Singapura
Singapura Protes KRI Usman Harun, Kemenhan: Mereka Salah Pikir