Singapura secara sepihak membatalkan penampilan tim pesawat akrobatik TNI AU pada Singapore Airshow 2014. Tak hanya itu, negara tersebut juga membatalkan dialog pertahanan dengan Indonesia sebagai buntut penamaan KRI Usman-Harun.
Kendati sikap yang ditunjukkan Singapura dapat mengganggu hubungan bilateral, namun pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan mengubah nama kapal perang itu.
"Kita sudah tegas dalam sikap kita ya, namun dalam hal ini ada semacam sikap bahwa masalah ini sebenarnya sudah dikelola oleh Menko Polhukam. Jadi counter reaksi serta reaksi secara terukur sudah dilakukan pihak Indonesia," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/4/2014).
"Sudah jelas kalau itu ya, bahwa tidak ada niat untuk mengubah nama Usman dan Harun," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Teuku Faizasyah juga berharap agar pihak Singapura memperhitungkan dampak hubungan bilateral dengan Indonesia jika terus mempermasalahkan pemberian nama kapal dari 2 pahlawan nasional.
"Kita sudah membangun persahabatan ke ASEAN, bilateral juga sangat baik, janganlah kemudian hal-hal seperti ini melihat kembali ke masa lalu yang sebenarnya sudah selesai," katanya.
Selain itu, lanjut Faizasyah, pada dasarnya permasalahan Usman-Harun sudah dianggap selesai oleh kedua negara sejak mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew melakukan tabur bunga ke makam 2 pahlawan nasional tersebut.
"Tabur bunga oleh PM Lee Kuan Yew kita sudah melihat bahwa sudah ada penyelesaian atas masalah yang terjadi di masa lalu. Seyogianya kita berangkat dari suasana hubungan baik yang telah kita bangun. Bahwa kalau ada hal-hal yang mengganggu harus dikelola dengan baik," pungkasnya. (Mut/Yus)
Baca juga:
Kendati sikap yang ditunjukkan Singapura dapat mengganggu hubungan bilateral, namun pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan mengubah nama kapal perang itu.
"Kita sudah tegas dalam sikap kita ya, namun dalam hal ini ada semacam sikap bahwa masalah ini sebenarnya sudah dikelola oleh Menko Polhukam. Jadi counter reaksi serta reaksi secara terukur sudah dilakukan pihak Indonesia," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/4/2014).
"Sudah jelas kalau itu ya, bahwa tidak ada niat untuk mengubah nama Usman dan Harun," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Teuku Faizasyah juga berharap agar pihak Singapura memperhitungkan dampak hubungan bilateral dengan Indonesia jika terus mempermasalahkan pemberian nama kapal dari 2 pahlawan nasional.
"Kita sudah membangun persahabatan ke ASEAN, bilateral juga sangat baik, janganlah kemudian hal-hal seperti ini melihat kembali ke masa lalu yang sebenarnya sudah selesai," katanya.
Selain itu, lanjut Faizasyah, pada dasarnya permasalahan Usman-Harun sudah dianggap selesai oleh kedua negara sejak mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew melakukan tabur bunga ke makam 2 pahlawan nasional tersebut.
"Tabur bunga oleh PM Lee Kuan Yew kita sudah melihat bahwa sudah ada penyelesaian atas masalah yang terjadi di masa lalu. Seyogianya kita berangkat dari suasana hubungan baik yang telah kita bangun. Bahwa kalau ada hal-hal yang mengganggu harus dikelola dengan baik," pungkasnya. (Mut/Yus)
Baca juga:
Sosok Usman dan Harun di Balik Ketegangan RI-Singapura
Protes Nama KRI Usman-Harun, Singapura Dinilai Buta Sejarah
Singapura Protes Nama KRI Usman Harun, Menlu Marty: Kita Catat