Beberapa lembaga survei belakangan ini menyebut, elektabilitas Partai Demokrat dalam Pemilu 2014 mendatang akan turun drastis bersama dengan capres peserta konvensinya. Namun, dari 11 peserta Konvensi Capres Demokrat, hanya nama Dahlan Iskan dan Pramono Edhie Wibowo saja yang cukup tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto yang juga peserta Konvensi Demokrat tak mempermasalahkan hasil survei. Endriartono menyadari sejak menjabat sebagai Panglima TNI di tahun 2006, tidak banyak melakukan aktivitas yang dikenal banyak orang.
"Saya menyadari bahwa saya terakhir Panglima TNI 2006 setelah itu saya tidak banyak berkiprah yang membuat mayarakat mengenal saya secara luas,"kata Endriartono saat berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, lantai 14, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Endriartono menjelaskan, dalam periode tersebut aktivitasnya sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh rivalnya yakni Dahlan Iskan dan Pramono Edhie Wibowo, yang mungkin lebih banyak dikenal masyarakat secara luas. Â
"Pak Dahlan Iskan itu raja media dan punya banyak media secara luas, dan Pak Edhie baru menyelesaikan KSAD tahun lalu, jadi wajar masyarakat mengenal kedua mereka. Dan itu tantangan saya untuk meningkatkan elektabilitas," terangnya.
Meski demikian, Endriartono meyakini bahwa dirinya dapat memenangi Konvensi Demokrat. Sebab, dirinya telah memahami permasalahan rakyat saat ini, dan memiliki pengalaman yang cukup di dunia militer.
"Keyakinan saya sangat besar, karena saya paham persoalan yang tejadi di masyarakat," ungkapnya.
Endriartono juga meyakini, dalam Konvensi Demokrat tidak ada 'anak emas' yang telah didesain untuk menang dalam perebutan kursi calon presiden dari Partai Demokrat. "Sampai sekarang saya meyakini bahwa konvensi ini masih berjalan secara fair dan tetap pada rel-nya," tukasnya. (Adm/Ism)
Baca Juga:
Bakal Capres Demokrat Bicara Fenomena Jokowi
Marzuki Alie: Pilih Pemimpin yang Konkret
Debat Capres di Bandung, Pramono Edhie Siap Jawab Isu Ekonomi
Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto yang juga peserta Konvensi Demokrat tak mempermasalahkan hasil survei. Endriartono menyadari sejak menjabat sebagai Panglima TNI di tahun 2006, tidak banyak melakukan aktivitas yang dikenal banyak orang.
"Saya menyadari bahwa saya terakhir Panglima TNI 2006 setelah itu saya tidak banyak berkiprah yang membuat mayarakat mengenal saya secara luas,"kata Endriartono saat berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, lantai 14, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Endriartono menjelaskan, dalam periode tersebut aktivitasnya sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh rivalnya yakni Dahlan Iskan dan Pramono Edhie Wibowo, yang mungkin lebih banyak dikenal masyarakat secara luas. Â
"Pak Dahlan Iskan itu raja media dan punya banyak media secara luas, dan Pak Edhie baru menyelesaikan KSAD tahun lalu, jadi wajar masyarakat mengenal kedua mereka. Dan itu tantangan saya untuk meningkatkan elektabilitas," terangnya.
Meski demikian, Endriartono meyakini bahwa dirinya dapat memenangi Konvensi Demokrat. Sebab, dirinya telah memahami permasalahan rakyat saat ini, dan memiliki pengalaman yang cukup di dunia militer.
"Keyakinan saya sangat besar, karena saya paham persoalan yang tejadi di masyarakat," ungkapnya.
Endriartono juga meyakini, dalam Konvensi Demokrat tidak ada 'anak emas' yang telah didesain untuk menang dalam perebutan kursi calon presiden dari Partai Demokrat. "Sampai sekarang saya meyakini bahwa konvensi ini masih berjalan secara fair dan tetap pada rel-nya," tukasnya. (Adm/Ism)
Baca Juga:
Bakal Capres Demokrat Bicara Fenomena Jokowi
Marzuki Alie: Pilih Pemimpin yang Konkret
Debat Capres di Bandung, Pramono Edhie Siap Jawab Isu Ekonomi