Tim SAR menemukan puing-puing yang diduga berasal dari perahu nelayan Merauke yang dibakar tentara Papua Nugini (PNG) pada 6 Februari yang lalu, di sekitar perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Puing-puing itu ditemukan pada Senin 10 Fabruari 2014.
Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana mengatakan tim SAR menemukan pengeras suara yang berasal dari perahu dan sobekan celana jins yang diduga milik nelayan Papua. Dengan temuan tersebut tim SAR akan lebih memfokuskan pencarian 5 nelayan berasal dari Merauke itu di sekitar TKP, yakni di perairan perbatasan Indonesia-PNG.
"Kami akan lebih mengfokuskan pencarian di perairan sekitar RI-PNG," kata Buyung. Dia menambahkan, berdasarkan informasi nelayan yang selamat, 4 di antara 5 nelayan yang hilang tidak mahir berenang.
Menurut Buyung, pencarian masih terus dilakukan dengan dibantu warga, termasuk 5 nelayan yang selamat karena berhasil berenang hingga pos perbatasan milik TNI-AL di Torasi. Hingga saat ini, belum dipastikan kapan pencarian dihentikan.
Seorang nelayan yang selamat, Anthonius Basik-Basik tengah bersama 9 nelayan yang merupakan warga Lampu Satu, Merauke, ke kampung Kanawa, Papua Nugini, untuk membeli teripang dan perut ikan dari masyarakat setempat.
Namun, para nelayan itu kepergok tentara papua Nugini yang menggunakan 3 speedboat, sehingga mereka dikejar. Satu mesin perahu motor mati, sehingga mereka ditangkap tentara Papua Nugini.
Saat ditangkap, berbagai barang milik nelayan Merauke, yakni uang sebesar 160.000 kina atau sekitar Rp 750 juta (satu kina sama dengan Rp 4.700), rokok, dan 1.400 liter bensin diambil tentara papua Nugini, sedangkan perahu motor dibakar.
"Kami disuruh melompat dan berenang oleh tentara PNG, kemudian perahu kami dibakar," tutur Anthonius. (Ant/Eks/Yus)
Baca juga:
[VIDEO] 5 Nelayan Tewas di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Kapal Nelayan RI Dibakar Tentara PNG, DPR Serukan Protes Keras
Panglima TNI Telusuri Motif Tentara PNG Bakar Kapal Nelayan RI
Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana mengatakan tim SAR menemukan pengeras suara yang berasal dari perahu dan sobekan celana jins yang diduga milik nelayan Papua. Dengan temuan tersebut tim SAR akan lebih memfokuskan pencarian 5 nelayan berasal dari Merauke itu di sekitar TKP, yakni di perairan perbatasan Indonesia-PNG.
"Kami akan lebih mengfokuskan pencarian di perairan sekitar RI-PNG," kata Buyung. Dia menambahkan, berdasarkan informasi nelayan yang selamat, 4 di antara 5 nelayan yang hilang tidak mahir berenang.
Menurut Buyung, pencarian masih terus dilakukan dengan dibantu warga, termasuk 5 nelayan yang selamat karena berhasil berenang hingga pos perbatasan milik TNI-AL di Torasi. Hingga saat ini, belum dipastikan kapan pencarian dihentikan.
Seorang nelayan yang selamat, Anthonius Basik-Basik tengah bersama 9 nelayan yang merupakan warga Lampu Satu, Merauke, ke kampung Kanawa, Papua Nugini, untuk membeli teripang dan perut ikan dari masyarakat setempat.
Namun, para nelayan itu kepergok tentara papua Nugini yang menggunakan 3 speedboat, sehingga mereka dikejar. Satu mesin perahu motor mati, sehingga mereka ditangkap tentara Papua Nugini.
Saat ditangkap, berbagai barang milik nelayan Merauke, yakni uang sebesar 160.000 kina atau sekitar Rp 750 juta (satu kina sama dengan Rp 4.700), rokok, dan 1.400 liter bensin diambil tentara papua Nugini, sedangkan perahu motor dibakar.
"Kami disuruh melompat dan berenang oleh tentara PNG, kemudian perahu kami dibakar," tutur Anthonius. (Ant/Eks/Yus)
Baca juga:
[VIDEO] 5 Nelayan Tewas di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Kapal Nelayan RI Dibakar Tentara PNG, DPR Serukan Protes Keras
Panglima TNI Telusuri Motif Tentara PNG Bakar Kapal Nelayan RI