Saodah (43) warga Jalan Bengawan Solo RT 02 RW 01, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, tega menghabisi nyawa suaminya, Mustain. Saodah melakukan aksinya karena sakit hati suami menikah lagi. Dalam melakukan pembunuhan itu, Saodah menyuruh Hasun (44) untuk mencari seorang eksekutor untuk menghilangkan nyawa Mustain.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi mengatakan, Hasun ternyata diketahui sebagai saudara jauh Saodah. Hasun sebelumnya dinyatakan sebagai kakak ipar Saodah.
"Hasun ini saudara jauh dari Saodah. Karena Saodah sering bercerita sama Hasun, makanya Hasun juga kesal dengan Mustain dan bersedia membantu Saodah," kata Daddy, Selasa (11/2/2014).
Penjelasan Daddy juga dibenarkan oleh Hasun. Hasun yang juga mempunyai usaha besi tua juga mengakui Saodah kerap mengadu mengenai masalah keluarganya.
Dilatarbelakangi rasa kasihan akan saudaranya itu, Hasun kemudian bersedia membantu Saodah untuk mencari orang yang berani menghabisi nyawa Mustain.
"Dia (Saodah) tiap hari datang ke rumah. Sering mengadu dia kalau sering disakitin sama suaminya. Karena saya kasihan sama Saodah makanya saya mau bantu dia," jelas Hasun.
Saodah meminta bantuan Hasun untuk menghilangkan nyawa suaminya. Mendapat permintaan tersebut, Hasun menghubungi Panidi (34). Maka, dibunuhlah Mustain oleh Panidi dengan cara dipukuli di rumahnya pada 25 Januari 2014. Untuk menghilangkan jejak pembunuhan, Saodah berpura-pura histeris saat mendapati jasad suaminya. Cerita pun dikarang: Mustain tewas karena terjatuh.
Karangan itu terbongkar juga. Polisi curiga dan menemukan bukti Mustain tewas dibunuh. Panidi yang menjadi eksekutor pun ditangkap di Gresik, Jawa Timur. Hasun menyusul kemudian.
Atas perbuatannya, Saodah, Hasun, dan Panidi terancam hukuman penjara seumur hidup karena diduga melanggar Pasal 340 KUHP dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana. (Mvi/Yus)
Baca juga:
Sewa Orang Bunuh Suami, Saodah: Tak Ada Uang Belanja Sejak Dimadu
Bunuh Suami Saodah, Panidi Dibayar Rp 4 juta
Sakit Hati Dimadu, Saodah Habisi Nyawa Suami
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi mengatakan, Hasun ternyata diketahui sebagai saudara jauh Saodah. Hasun sebelumnya dinyatakan sebagai kakak ipar Saodah.
"Hasun ini saudara jauh dari Saodah. Karena Saodah sering bercerita sama Hasun, makanya Hasun juga kesal dengan Mustain dan bersedia membantu Saodah," kata Daddy, Selasa (11/2/2014).
Penjelasan Daddy juga dibenarkan oleh Hasun. Hasun yang juga mempunyai usaha besi tua juga mengakui Saodah kerap mengadu mengenai masalah keluarganya.
Dilatarbelakangi rasa kasihan akan saudaranya itu, Hasun kemudian bersedia membantu Saodah untuk mencari orang yang berani menghabisi nyawa Mustain.
"Dia (Saodah) tiap hari datang ke rumah. Sering mengadu dia kalau sering disakitin sama suaminya. Karena saya kasihan sama Saodah makanya saya mau bantu dia," jelas Hasun.
Saodah meminta bantuan Hasun untuk menghilangkan nyawa suaminya. Mendapat permintaan tersebut, Hasun menghubungi Panidi (34). Maka, dibunuhlah Mustain oleh Panidi dengan cara dipukuli di rumahnya pada 25 Januari 2014. Untuk menghilangkan jejak pembunuhan, Saodah berpura-pura histeris saat mendapati jasad suaminya. Cerita pun dikarang: Mustain tewas karena terjatuh.
Karangan itu terbongkar juga. Polisi curiga dan menemukan bukti Mustain tewas dibunuh. Panidi yang menjadi eksekutor pun ditangkap di Gresik, Jawa Timur. Hasun menyusul kemudian.
Atas perbuatannya, Saodah, Hasun, dan Panidi terancam hukuman penjara seumur hidup karena diduga melanggar Pasal 340 KUHP dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana. (Mvi/Yus)
Baca juga:
Sewa Orang Bunuh Suami, Saodah: Tak Ada Uang Belanja Sejak Dimadu
Bunuh Suami Saodah, Panidi Dibayar Rp 4 juta
Sakit Hati Dimadu, Saodah Habisi Nyawa Suami