Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi tidak mempermasalahkan adanya politisasi dalam penolakan sopir angkot Koperasi Wahana Kalpika (KWK) terhadap Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Pasalnya, pada tahun politik ini, semua hal menurutnya dapat dipolitisir.
"Kalau tahun politik seperti ini ya memang biasa. Ada yang bagian ngompor-ngomporin. Ada yang kipas-kipasin. Ada yang manas-manasin. Biasalah. Nggak ada yang baru buat saya," ungkap Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (11/2/2014).
Terkait hal-hal teknis seperti pengoperasian bus, memang perlu kontrol dari dirinya sebagai pimpinan. Namun, DKI juga memiliki Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti kepala dinas yang bertugas melaksanakan hal-hal teknis.
Kendati begitu, Jokowi paham bahwa pada tahun politik, apapun dapat diarahkan menjadi isu politik. Namun ia mengaku isu-isu tersebut sama sekali tidak mempengaruhi ataupun menganggu tugasnya sebagai Gubernur DKI.
"Sudah diberitahu ini tahun politik. Urusan sekrup aja pasti Jokowi. Urusan ada tikus mati, Jokowi. Itu ada semut mati, wah itu Jokowi salah. Ada sekrup jatuh, itu Jokowi keliru. Biasa lah. Nggak ganggu. Saya sudah terbiasa seperti itu," kata dia.
Mantan Walikota Solo itu dirinya tidak akan mendengarkan serta memikirkan isu politik yang kian santer terdengar. Yang penting adalah ia lebih fokus mendengarkan keluhan dan aspirasi warga DKI.
"Kalau saya ke bawah, ada rakyat yang mengadu ke saya, itu yang saya dengerin serius," tegas Jokowi. (Riz/Ism)
Baca juga:
Protes BKTB Diduga Berbau Politik, Ahok: Kita Cari Otaknya Siapa
Transjakarta Berkarat, ATPM: Kami Ganti Tapi Jangan Dipolitisir
DPRD DKI: Transjakarta Karatan Jangan untuk Politisir Jokowi
Jokowi: Ada Semut Mati, Wah Itu Jokowi Salah!
Jokowi tidak mempermasalahkan adanya politisasi dalam penolakan sopir angkot KWK terhadap BKTB.
Advertisement